Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 tumbuh 5,27 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,01 persen.
Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin, mengatakan angka 5,27 persen tersebut juga lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama pada 2016 dan 2015 yang masing-masing tumbuh 5,21 persen dan 4,74 persen.
"Pertumbuhan ekonomi 5,27 persen ini merupakan capaian yang menggembirakan tapi saya perlu ‘highlight’ bahwa target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini 5,4 persen," ujar Suhariyanto saat jumpa pers.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2018 sendiri didukung oleh semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,22 persen, diikuti jasa perusahaan sebesar 8,89 persen, dan transportasi-pergudangan sebesar 8,59 persen.
Sedangkan bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonominya, industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,84 persen, diikuti perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,69 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 0,64 persen, konstruksi sebesar 0,55 persen, dan transportasi- pergudangan sebesar 0,35 persen.
"Industri pengolahan nonmigas tumbuh meningkat terutama pada industri makanan dan minuman, produksi tekstil dan pakaian jadi, dan produksi barang dari kulit dan karet," kata Suhariyanto.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada semua komponen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 8,71 persen, diikuti komponen ekspor barang dan jasa sebesar 7,7 persen, dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,87 persen.
"LNPRT tumbuh 8,71 persen dibandingkan triwulan II-2017 8,52 persen. Menguatnya karena kegiatan kampanye dan pemungutan suara di 171 daerah dan juga persiapan pemilu legislatif serta berbagai aktivitas partai politik berskala nasional," ujar Suhariyanto.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonominya, komponen pengeluaran konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,76 persen, diikuti komponen PMTB sebesar 1,86 persen. Sementara sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dari komponen lainnya sebesar 0,65 persen.
"Pertumbuhan ekonomi triwulan 5,27 persen ini salah satu pemicunya yaitu momen Ramadan dan momen Lebaran. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat terutama pada kelompok restoran dan hotel, kelompok makanan dan minuman, selain restoran, serta transportasi dan komunikasi," katanya.
Struktur ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2018 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar 58,61 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,54 persen, dan Pulau Kalimantan sebesar 8,05 persen. Sementara itu, walaupun kontribusinya masih yang terkecil, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kelompok Pulau Maluku dan Papua.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri atas dasar harga berlaku triwulan II-2018 mencapai Rp3.683,9 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.603,7 triliun.
Baca juga: BI : Pertumbuhan di bias bawah 5,1-5,5 persen
Baca juga: Menperin yakin industri tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018