Mataram, (ANTARA News) - Petugas piket di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit umum Provinsi(RSUP) Nusa Tenggara Barat (NTB) kewalahan menangani korban gempa bumi mengalami luka-luka yang terus berdatangan sejak Minggu malam (5/8) hingga Senin dini hari.
Berdasarkan pantauan, ruang UGD RSUP NTB sudah tidak menampung para pasien. Bahkan, petugas terpaksa menempatkan pasien di area parkir.
Pasien yang dibawa oleh keluarganya sebagian besar mengalami luka di bagian kepala dan ada yang menderita patah tulang kaki atau tangan.
Mereka yang dirawat terdiri atas anak-anak, orang dewasa, lanjut usia. Sebagian besar kaum perempuan.
"Saya luka di bagian kepala karena tertimpa reruntuhan bangunan. Perut saya sakit menggendong anak saya ketika mencoba menahan tembok yang mau runtuh," kata Fitri salah seorang warga desa Puyung Waker Sumpak, kabupaten Lombok Tengah.
Anak perempuannya yang masih bayi bawah lima tahun (balita) menderita benjol di kepala. Tidak hanya itu, rasa trauma juga masih dirasakan.
Fitri yang sudah berpisah dengan suaminya berada di RSUP NTB tanpa ditemani sanak keluarganya. Ayah dan ibunya sudah tiada.
"Saya tidak sempat mengambil telepon genggam yang tertingal di rumah kos. Saya tidak bisa menghubungi siapa pun di kampung halaman," tutur wanita yang bekerja di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat ini.
Salah seorang petugas RSUP NTB menghubungi seluruh rumah sakit di Kota Mataram dan sekitarnya agar bersiap-siap menerima pasien rujukan.
Para pasien yang dirawat di areal parkir juga terjadi RSUD Tripat Gerung Kabupaten Lombok Barat. Pihak rumah sakit mengeluarkan pasien dari ruang perawatan karena khawatir tertimpa reruntuhan bangunan.
Begitu juga dengan kondisi di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Mataram. Para pasien dirawat di tengah jalan raya. Ada juga yang diungsikan ke lapangan kantor Gubernur NTB yang berada tidak jauh dari rumah sakit.
Bahkan, mayat seorang santri kelas satu MTs di Kabupaten Lombok Barat, yang tewas tertimpa reruntuhan bangunan dibiarkan di dalam mobil ambulans yang terparkir di tengah jalan raya depan RSAD Mataram karena petugas medis juga panik dan ada yang pingsan.
Hingga berita ini diturunkan belum ada data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait jumlah korban luka. Namun data sementara jumlah korban meninggal dunia sebanyak 37 orang yang sudah dilaporkan hingga pukul 01.23 Wita.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 pada Skala Richter, mengguncang Pulau Lombok, dan Sumbawa, pada Minggu (5/8) pukul 19.46 Wita.
Pusat gempa terletak pada 8.3 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi telah berakhir pukul 21.25 Wita.
Baca juga: Tim Dompet Dhuafa evakuasi korban gempa Lombok
Baca juga: Besok pagi Markas Besar TNI berangkatkan tim kesehatan gabungan ke Lombok
Pewarta: Awaludin
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018