Lombok Barat (ANTARA News) - Seorang bayi di Dusun Senggigi, Desa Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat(NTB), dilaporkan meninggal dunia terkena runtuhan bangunan rumah saat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter(SR) terjadi pada Minggu malam, pukul 19.46 Wita.
"Dari laporan anggota kami di lapangan, ada anak bayi yang meninggal di Dusun Senggigi akibat terkena reruntuhan bangunan," kata Kapolsek Senggigi, AKP Arjuna di Senggigi, Minggu.
Terkait dengan identitas dari anak bayi tersebut, lanjutnya, masih melakukan pendataaan di lapangan. Begitu juga dengan evakuasi jenazahnya, anggota di lapangan belum mendapatkan informasi jelas.
"Untuk sekarang kita belum bisa mendapatkan informasi lengkapnya. Mungkin besok (Senin) pagi baru bisa, karena menurut informasinya, warga sampai saat ini masih mengungsi ke atas bukit," ujarnya.
Baca juga: Korban meninggal gempa bertambah jadi 37 orang
Baca juga: Warga Mataram dan Lombok Barat mengungsi ke masjid
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat telah menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa bumi 7,0 SR di Lombok Utara, NTB, telah berakhir.
Namun masih banyak warga yang bertahan diluar. Tidak hanya di lapangan terbuka dan areal perbukitan, banyak juga warga yang masih terlihat mengamankan dirinya di pinggiran ruas jalan.
Untuk wilayah Kabupaten Lombok Barat, sepanjang jalan raya dari Kecamatan Meninting, Batu Layar, sampai ke arah Senggigi, gelap gulita. Begitu juga dengan sejumlah tempat penginapan dan hiburan malam terlihat tutup.
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa bumi 7,0 SR yang mengguncang NTB pada Minggu, pukul 19.46 Wita.
Hingga saat ini,getaran akibat gempa bumi susulan masih dirasakan masyarakat,.namun kekuatannya terus menurun.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018