Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan bahwa keputusan dirinya atas pinangan sejumlah parpol untuk disertakan di Pilpres 2009 diserahkan pada pengurus Muhammadiyah di tingkat pusat serta wilayah. "Saya tidak bisa melepaskan diri dari Muhammadiyah. Tentu itu harus saya sampaikan kepada pimpinan Muhammadiyah pusat dan wilayah se-Indonesia," katanya menjawab pers seusai menemui Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres Jakarta, Jumat. Ditegaskannya, seandainya ada parpol atau ormas yang memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk dicalonkan dalam Pilpres mendatang, maka dia akan mengambil sikap yang sesuai dengan keputusan seluruh pengurus Muhammadiyah. Lebih lanjut Din mengemukakan bahwa pimpinan Muhammadiyah mempunyai banyak pertimbangan dan sifatnya tetap kolektif kolegial. Berbagai keputusan organisasi diputuskan bersama-sama dan keputusan itupun harus rasional serta tidak karena faktor emosi dan subyektivitas. "Kalau seandainya mereka (pimpinan Muhammadiyah) mengharuskan saya menyelesaikan amanat muktamar sampai 2010, ya saya harus bertanggung jawab. Tapi kalau kata pimpinan Muhammadiyah, mungkin saja ketua umum kami diwakafkan untuk bangsa ini, baru saya berpikir," ujarnya. Oleh karena itu, Din merasa belum bisa memberikan jawaban apa-apa atas pinangan berbagai parpol atau ormas yang mungkin ingin mencalonkannya. Din juga mengatakan bahwa untuk saat ini dirinya sedang berkonsentrasi untuk mengembangkan Muhammadiyah dan membawa ormas keagamaan itu menjadi kekuatan masyarakat madani di Indonesia. Sementara itu soal kedekatannya dengan PDIP dan Megawati, Din mengatakan, dirinya ikut membantu mendorong pendirian Baitul Muslimin bersama PDIP dengan visi dakwah supaya ormas Islam ini tidak hanya berputar-putar di tempat yang sama saja. "Kaum nasionalis dan abangan dilupakan, padahal mereka juga bagian dari Islam. Jadi tidak ada motif politik dan spekulasi politik di sini," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007