Di sektor tenaga kerja, industri penerbangan global saat ini menyerap sebanyak 58 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai 2,4 triliun dolar AS.

Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian mendorong industri perbaikan dan perawatan pesawat atau “maintainance, repair and overhaul” (MRO) dibidang jasa untuk mendongkrak neraca perdagangan Indonesia.

“Kalau di non migas kan surplus. Nah yang negatif itu yang migas. Makanya kami mendorong MRO sebagai salah satu industri yang potensial dapat menperbaiki neraca pembayaran,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu.

Kemenperin memproyeksikan potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat atau MRO di Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 2,2 miliar dolar AS, naik signifikan dibanding tahun 2016 sebesar 970 juta dolar AS.

Saat ini pemerintah berupaya memacu pengembangan industri jasa penerbangan dalam negeri sejak tahun 2000 sehingga kinerjanya tumbuh dalam satu dekade terakhir.

Di sektor tenaga kerja, industri penerbangan global saat ini menyerap sebanyak 58 juta orang dengan nilai ekonomi mencapai 2,4 triliun dolar AS.

Diperkirakan dalam 20 tahun ke depan, industri penerbangan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak 105 juta orang dan menyumbang 6 triliun dolar AS terhadap Produk Domestik Bruto dunia.

Selain industri MRO, lanjut Menperin, pihaknya juga mendorong implementasi program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kalau TKDN ini kita genjot, bisa additional 2 billion untuk negara,” tambah Airlangga.

Baca juga: Industri perawatan dan perbaikan pesawat menggeliat

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018