Mataram, Nusa Tenggara Barat/NTB (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Pulau Lombok bertambah menjadi 20 orang menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB.
"Ada yang meninggal pada hari kejadian gempa, tapi laporannya terlambat masuk ke posko, salah satunya di Aikmel. Ada juga yang meninggal di rumah sakit," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB H Mohammad Rum ketika dihubungi dari Mataram, Minggu.
Ia menyebutkan korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Timur meliputi 10 orang di Kecamatan Sambelia, lima orang di Kecamatan Sembalun, dan satu warga Kroya di Kecamatan Aikmel. Selain itu ada lima korban jiwa di Kabupaten Lombok Utara.
"Jumlah korban meninggal dunia di Lombok Utara tidak ada laporan tambahan (dari) yang masuk pada saat rapat koordinasi penanganan bencana gempa di Desa Madayin pada Sabtu (4/8)," kata Mohammad Rum.
Kepala Dinas Sosial NTB Ahsanul Khalik mengatakan dinas akan segera mengurus santunan masing-masing Rp15 juta dari Kementerian Sosial kepada ahli waris dari korban gempa, yang datanya baru masuk.
"Segera diurus sama Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial NTB, untuk dilaporkan ke Kemensos," katanya.
Kementerian Sosial sudah menyerahkan dana santunan tahap pertama untuk para korban gempa bumi di Pulau Lombok sebesar Rp675 juta. Dana itu akan digunakan untuk memberikan santunan kepada ahli waris 15 orang yang meninggal dunia akibat gempa, serta memberikan bantuan masing-masing Rp2,5 juta kepada 40 warga yang terluka akibat gempa.
Selain menyebabkan korban jiwa, gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa pada 29 Juli 2018 menyebabkan bangunan rumah warga dan fasilitas umum rusak.
Baca juga: Masa tanggap darurat gempa Lombok diperpanjang tujuh hari
Baca juga: Kerugian akibat gempa Lombok Rp342,29 miliar
Pewarta: Awaludin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018