Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata akan menyelenggarakan acara "The Seventh Bali Process Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime" (BPMC VII) di Nusa Dua, Bali.
Konferensi itu rencananya dihadiri oleh 45 negara anggota dan tiga organisasi internasional, yaitu Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM), dan United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC).
Penyelenggaraan konferensi Bali Process itu untuk membahas isu-isu terkait penyelundupan manusia, perdagangan orang dan kejahatan-kejahatan lintas batas negara lainnya.
Selain itu, konferensi tersebut juga diharapkan dapat menjadi forum untuk membahas upaya bersama yang dapat dilakukan guna menanggulangi persoalan penyelundupan manusia dan tindak perdagangan orang di kawasan.
Menurut Menlu Retno, kegiatan Bali Process kali ini tidak hanya dilakukan oleh kalangan pemerintah, melainkan juga melibatkan kalangan swasta.
"Jadi, intinya kami membandingkan catatan tentang bagaimana kita mengelola pertemuan Bali Process nanti secara bersama karena untuk pertemuan kali ini bukan hanya antara pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta," ujar Menlu Retno seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain berkunjung ke Bali untuk menghadiri Bali Process ke-7, Menlu Australia Julie Bishop juga akan berkunjung ke Surabaya untuk meresmikan Konsulat Jenderal baru Australia di Surabaya.
Baca juga: Menlu: Bali Process harus bersatu lawan terorisme
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018