Kendari (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization)mendatangkan 22 orang konsultan untuk membantu pencegahan meluasnya penyakit campak di Indonesia. Salah satu konsultan WHO, Md Hasannurzaman, di Kendari, Kamis, mengatakan WHO memiliki perhatian serius terhadap pencegahan penyakit campak di Indonesia, termasuk di Sultra. "Penyakit campak berbahaya bagi anak usia 0-59 bulan, sehingga perlu dicegah sejak dini," katanya. Efek samping yang ditimbulkan dari penyakit tersebut adalah diare dan kebutaan, bahkan komplikasi penyakit radang paru-paru. Konsultan WHO asal Bangladesh itu memuji kesiapan pemerintah daerah dalam upaya mencegah penyakit campak. Penyakit campak dapat menular melalui pernafasan, ludah maupun alat suntik, sehingga harus dicegah, khususnya bagi anak usia 0-59 bulan ke Puskesmas atau Posyandu terdekat. "Kami harapkan masyarakat meningkatkan kesadaran tentang kebersihan lingkungan," ujarnya. Data pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra, menyebutkan, kasus penyakit campak di Sultra hingga Juli 2007 sebanyak 306 kasus, meningkat dari tahun 2006 lalu yakni 62 kasus dan lima di antaranya meningggal dunia. Selain Sultra, konsultan WHO lainnya ditempatkan di 12 provinsi di Indonesia, antara lain Sulsel, Sulbar, NTB, Bali, Kalimantan dan Gorontalo. Jumlah anak usia 6-59 bulan yang akan mendapatkan suntikan campak di 12 provinsi tersebut mencapai 3.675.817 orang anak dan vaksin polio untuk anak usia 0-59 bulan sebanyak 4.070.394 orang anak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007