Jakarta (ANTARA News) - Kepala Ekonom Deustche Bank Norbert Walter mengatakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia memiliki keanehan dibanding pertumbuhan ekonomi yang ada di berbagai negara lain. "Biasanya peningkatan pertumbuhan ekonomi akan mendorong penyaluran kredit perbankan, tetapi di Indonesia tidak, meski pertumbuhan ekonomi tinggi di atas lima persen tetapi penyaluran kredit perbankan tidak ikut meningkat, ini aneh," katanya dalam pemaparan tentang perekonomian dunia di Jakarta, Kamis. Ia menambahkan dirinya tidak bisa menjelaskan fenomena ini secara baik. "Saya tidak bisa menjelaskan secara baik mengapa ini terjadi, fenomena yang menarik," katanya. Menurut dia, saat ini perekonomian Indonesia masih membutuhkan permodalan yang besar untuk berkembang. Dan ia melihat kondisi korporasi di Indoensia juga belum sepenuhnya mampu untuk memenuhi investasinya dengan mengandalkan kemampuan sendiri (modal sendiri). "Dan perbankan yang biasanya mengambil alih ini, dan tampaknya ini tidak terjadi di Indonesia," katanya. Ia memperkirakan ini terjadi karena perbankan di Indonesia masih ragu-ragu untuk memberikan kredit. Kemungkinan menurut dia karena perbankan sangat ketat dan selektif dalam menyalurkan kredit. "Padahal harusnya mereka lebih ekspansif untuk menyalurkan kredit, apakah mungkin perbankan belum percaya pengusaha Indonesia," katanya. Ia juga menyatakan saat ini Indonesia masih diabaikan oleh investor asing untuk menanamkan modalnya secara langsung (Foreign Direct Investmen/FDI). Meskipun demikian, menurut dia modal asing yang masuk ke Indonesia bukan investasi asing yang hanya mampir sementara untuk jangka pendek. "Saya kira itu bukan `blip`, dana yang mampir hanya sementara saja," katanya. Semenatara itu, Bank Indonesia sebelumnya juga menyatakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan faktor fundamental ekonomi yang bagus saat ini belum menggerakan sektor riil secara baik. BI juga mengakui bahwa penyaluran kredit perbankan saat ini masih rendah dibandingkan sebelum krisis. Untuk itu BI membuat langkah fasilitasi untuk menjembatani terjadinya penyaluran kredit perbankan ke sektor riil. BI, Kamis (8/9) mengadakan seminar tentang prospek dan peluan pembiayaan pada usaha penunjang migas untuk menjembatani pengusaha sektor migas dengan perbankan nasional yang saat ini dirasa masih belum optimal membiayai sektor ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007