Solo (ANTARA News) - Ulang tahun kenaikan tahta (Jumenengan) ke-2 Paku Buwono (PB) XIII (Hangabehi), di gelar di Dalem Ageng Probosuyoso Keraton Kasunanan Surakarta, yang ditandai dengan digelarnya tarian Bedhaya Ketawang, dan setelah acara ritual dalam keraton selesai dilanjutkan dengan kirab keliling Kota Solo, Jateng, Kamis. Pada acara jumenengan tersebut,diawali dengan dilakukannya "pisowanan agung" dari kerabat karaton setempat menghadap PB XIII (Hangabehi) yang duduk di dampar (kursi) kencana, dan setelah selesai dilanjutkan dengan tarian Bedhaya Ketawang yang dibawakan oleh delapan penari. Tarian yang menggambarkan pertemuan antara Raja Dinasti Mataram dengan penguasa Laut Kidul (Laut Selatan) berlangsung selama dua jam tanpa berhenti. Para penari itu masing-masing, Ika, Murtini, Fitri, Anita, Apri, Surni, Sari, dan Putrilan Wuri. Sampai saat ini Tari Bedhaya Ketawang masih disakralkan dan hanya ditampilkan satu tahun sekali pada acara jumenengan. Setelah acara jumenengan selesai dilanjutkan kirab keling kota Solo. Kirab ini mendapat sambutan meriah. Pada kirab ini PB XIII (Hangabehi) mengenakan pakaian kebesaran raja naik kereta Kiai Garuda Kencono yang ditarik delapan ekor kuda. Barisan kirab diawali dengan prajurit pembawa umbul-umbul, prajurit berkuda, barisan prajurit pembawa bendera, diikuti kereta yang dinaiki para prajurit putri dan putra, dan baru di belakangnya kereta Garuda Kencana yang dinaiki PB XIII (Hangabei). Di belakang kereta garuda Kencana adalah kereta yang dinaiki para kerabat raja dan para tamu dari Bali dan Malaysia. Sebanyak 12 kereta yang menjadi koleksi keraton ikut dalam kirab ini.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007