Hal itu diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Ratu Silvy Gayatri sebagai pembicara kunci dalam diskusi tentang Kelapa Sawit yang diadakan dalam acara Forum Bisnis Rusia-Indonesia mengawali acara Festival Indonesia yang diadakan KBRI Moskos berlangsung dari tanggal 2 hingga 5 Agustus mendatang.
Diskusi bertemakan "High Quality Indonesian Palm Oil: Application And Current Issues" menampilkan pembicara antara lain dari Indonesia Palm Oil Board, Sahat M Sinaga dan Indonesian Palm Oil Association Joko Supriyono dan Indonesia Palm Oil Society Darmono Taniwiyono.
Lebih lanjut Ratu Silvy Gayatri mengatakan kebijakan Pemerintah tentang minyak sawit bahwa memang minyak kelapa sawit memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia karena berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Hal ini memiliki peran signifikan dalam pengentasan kemiskinan, sebagai sumber penghasilan untuk sekitar 4,2 juta lapangan kerja langsung dan meningkatkan mata pencaharian sekitar 2,3 juta keluarga petani. Karena alasan ini, Pemerintah dan badan usaha di Indonesia memandang bahwa kerja sama dengan Rusia dalam sektor minyak sawit sangat penting dan perlu dipromosikan lebih lanjut.
Sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia melihat kelapa sawit sebagai bisnis yang serius. Oleh karena itu, Pemerintah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk industri minyak sawit yang berkelanjutan dan mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi sektor ini.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengakui Indonesia perlu dan sangat berkepentingan dalam memproduksi minyak kelapa sawit yang sehat berkelanjutan
Menurut Joko Supriyono Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan standar industri kelapa sawit sesuai dengan ISPO. Perdagangan palm oil antara kndonesia dan Rusia trend nya naik tapi pada akhir-akhir ini ada penurunan.
Forum ini diharapkan menjadi informasi tentang Kelapa Sawit Indonesia, sebagai salah satu sektor yang dapat membawa Rusia dan Indonesia ke kerjasama yang jauh lebih erat.
Sementara itu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Edi Wibowo mengatakan petani kecil memainkan peran penting dalam industry sawit, sektor kelapa sawit diperkirakan mampu mengurangi angka kemiskinan lebih dari 10 Juta orang dan minimal 1,3 juta orang di pedesaan mampu keluar dari garis kemiskinan berkat pertumbuhan sektor kelapa sawit.
Untuk itu Pemerintah Indonesia bertekad mengamankan dan mempertahankan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dari pengembangan kelapa sawit melalui berbagai kebijakan dan peraturan.
Pemerintah berpandangan bahwa Indonesia harus menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, bukan dengan mengorbankan yang lain. Indonesia memiliki program pelatihan ekstensif tentang Praktik Pertanian yang Baik di 18 provinsi berbeda yang berfokus pada peningkatan produktivitas di lahan yang ada untuk menghindari ekspansi lebih lanjut.
Presiden Joko Widodo juga telah meluncurkan program penanaman kembali yang ekstensif untuk meningkatkan daya saing petani kecil dengan menyelesaikan status hukum tanah mereka, meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Produktivitas petani kecil telah meningkat secara signifikan dengan menggunakan pabrik kelapa sawit generasi baru, dari 2-3 hingga 6 ton minyak per hektar, demikian Edi Wibowo.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018