Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, menegaskan pembuatan kapal korvet jenis Sigma (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) 3 dan 4 tetap dilakukan di Belanda, bukan di Rusia meski penjajakan pembelian kapal perang sejenis ke negara itu dilakukan. "Tetap dari sana (Belanda)," katanya ketika ditemui setelah membuka acara simposium internasional tentang hidrografi, di Jakarta, Kamis. Kapal Korvet 3 dan 4 termasuk dari empat kapal perang kelas Sigma yang dipesan Indonesia dari Belanda. Rencana pembelian empat kapal perang ini telah dirintis sejak 2004 dan pembuatan dua kapal telah dimulai sejak awal 2005, sedangkan dua sisanya dibuat tahun 2006. Dua kapal pertama diberi nama KRI Diponegoro-365 dan KRI Hasanuddin. Sementara, satu unit kapal perang korvet, yaitu KRI Diponegoro-365, kata Laksamana TNI Slamet Soebijanto, diperkirakan tiba di Indonesia pada akhir Agustus atau awal September. "November nanti saya luncurkan, komisioning untuk yang korvet dua dan kita memberikan nama untuk korvet ketiga," ujarnya. KRI Diponegero-365 diluncurkan pada 3 Juli 2007 di Vlissingen, Belanda. Kapal ini merupakan satu dari empat korvet pesanan TNI yang semuanya dibuat oleh Schelde Naval Shipbuilding (SNS) yang akan dipakai oleh TNI AL untuk berpatroli di perairan Indonesia. Dokumen serah terima KRI tersebut ditandatangani Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Slamet Soebijanto dan Laksamana JW Kelder dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda. (*)
Copyright © ANTARA 2007