Jakarta (ANTARA News) - Anggrek merupakan tanaman hias bernilai ekonomi tinggi, namun pemanfaatan kekayaan sumber daya genetik (SDG) negara ini baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor masih terbatas.
Oleh karena itu, lembaga penelitian terkait perlu melakukan sinergi agar dapat menghasilkan produk anggrek berkualitad tinggi dan teknologi pendukungnya.
Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan (PUI) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui dua unit pelaksana teknis (UPT) dibawahnya, yaitu BB Biogen dan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), bersinergi mengembangkan anggrek Nusantara.
Dari pertemuan kedua UPT di Balithi, hari ini, disepakati lima poin untuk mengembangkan tanaman hias khususnya anggrek di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian (KSPHP) BB Biogen, Dr Sustiprijatno dalam rapat sinergi Pusat Unggulan Iptek (PUI) di Kantor Balithi, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis.
"Lima poin kegiatan sinergi PUI yang disepakati diantaranya pengambangan sidik jari DNA anggrek, mikropropagasi Anggrek Vanda, Konservasi sumber daya genetik (SDG) tanaman hias secara in vitro, perbesaran community pot Anggrek Dendrobium, serta pendampingan reakreditasi laboraturium,” kata Sustiprijatno.
Menurut Kepala Balithi Dr Rudy Soehendi, kerja sama antara Balithi dengan BB Biogen bermula dari upaya pengembangan anggrek yang menjadi salah satu tanaman hias prioritas Balithi.
Baca juga: BPTP Banten manfaatkan jagung sebagai tanaman refugia
Terdapat beberapa jenis anggrek yang sedang dikembangkan yakni anggrek dendrobium, anggrek phalaenopsis atau anggrek bulan, anggrek vanda dan lain-lain. Namun terdapat kendala yang dialami anggrek bulan dalam perbanyakan benih secara massal, sehingga diperlukan kerjasama dalam penyelesaiannya.
"Dengan kerja sama ini teknologi yang dimiliki BB Biogen diharapkan dapat membantu dalam mengatasi masalah perbanyakan benih. Bioteknologi juga dibutuhkan dalam membantu percepatan perakitan varietas serta membasmi penyakit yang kerap menyerang anggrek yakni bakteri erwinia,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini Rudy juga menyampaikan rasa optimisnya terhadap lima poin kegiatan sinergi PUI yang telah disepakati, termasuk dalam hal konservasi SDG. Adanya Bank Gen Balitbangtan yang dikelola BB Biogen diharapkan mampu membantu dalam penyimpanan SDG Balithi untuk jangka menengah dan jangka panjang.
Baca juga: Petani di Brebes Puas Gunakan Feromon Exi Balitbangtan
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018