Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan target ekspor makanan olahan 2007 akan tumbuh sama seperti tahun lalu dan mencapai 2,1 miliar dolar AS. "Tahun lalu ekspor produk makanan kita 1,9 miliar dolar AS, pertumbuhannya sekitar 16 persen. Kalau tahun ini target pertumbuhannya 15 persen saja, berarti bisa 2,1 miliar dolar AS," kata Mari di sela-sela pameran Pangan Nusa 2007, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, daya saing ekpor produk makanan bergantung pada mutu, standar, kemasan, serta promosi. "Eksportir harus benar-benar memahami standar mutu produk. Setiap barang yang masuk ke negara kita ada syaratnya, begitu juga ke negara lain. Syarat-syarat teknis dan kesehatan itu harus dipahami," jelasnya. Ekspor produk makanan olahan yang berupa makanan kecil, kue dan minuman kemasan paling banyak ditujukan ke negara-negara ASEAN. "Tetapi produk tertentu, seperti bumbu pasta Indofood, sudah merambah ke negara di luar ASEAN," ujarnya. Meski ekspor produk pangan Indonesia baru mencakup 3-4 persen dari total ekspor nonmigas, namun telah menyerap 79 juta tenaga kerja. "Kita harapkan penciptaan lapangan kerja masih besar, karena industri pangan banyak melibatkan Usaha Kecil Menengah (UKM)," ucapnya. Pangsa pasar produk makanan terbesar masih di pasar dalam negeri. Untuk itu, menurut Mendag, selain mencari perluasan pangsa pasar ekspor, produsen juga harus menciptakan pasar di dalam negeri. "Dengan pameran ini kita harapkan bisa meningkatkan apresiasi kita pada makanan tradisional. Ini bagian dari menciptakan pasar di dalam negeri," tambahnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007