Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bersyukur Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya di tengah kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra dagangnya.
"Jerome Powell tidak menaikkan tingkat suku bunga Fed, alhamdulillah. Karena kalau ia naikkan, bisa goyang lagi. Walau memang dari minggu lalu kita sudah mulai feeling, karena diomelin sama Om Trump Donald Trump)," seloroh Darmin dalam forum "Business Launch: Waspada Ekonomi Indonesia di Tahun Politik" di Jakarta, Kamis.
The Fed pada Rabu (1/8) lalu memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di kisaran 1,75 hingga 2 persen. Bank sentral mencatat bahwa pasar tenaga kerja AS terus menguat dan kegiatan ekonomi telah meningkat pada tingkat yang kuat sejak para pembuat kebijakan bertemu pada Juni.
Di sisi ekonomi, aktivitas manufaktur AS tumbuh lebih lambat pada Juli, menurut survei yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Rabu (1/8). Indeks manufaktur tercatat 58,1 persen pada Juli, turun dari angka Juni sebesar 60,2 persen, gagal memenuhi konsensus pasar.
"Pada basis 12 bulan, baik inflasi secara keseluruhan maupun inflasi untuk barang-barang selain makanan dan energi tetap mendekati 2,00 persen," kata The Fed, menunjukkan keyakinannya bahwa inflasi AS akan bergerak menuju targetnya 2 persen.
The Fed pada Juni menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, dan mencatat dua kenaikan suku bunga lagi untuk tahun ini. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada September dan Desember.
Darmin menuturkan, selain perang dagang, normalisasi kebijakan oleh The Fed juga patut diwaspadai dan bukan masalah sepele mengingat apa yang terjadi pada krisis di AS pada 2007-2008 lalu dimana AS saat itu melakukan kebijakan quantitative easing (QA). Saat ini AS terus berupaya agar dolar yang sudah beredar di seluruh dunia kembali ke AS.
"Caranya ya naikkan tingkat bunga, nanti akan mengalir dari semua negara dolar itu kembali," ujar Darmin.
Kurs dolar AS sendiri sedikit menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah.
Baca juga: Darmin: perbankan tidak serta merta naikkan suku bunga setelah BI rate naik
Baca juga: Darmin: suku bunga naik berikan pilihan sulit
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018