Moskow, (ANTARA News) - Rusia akan menempatkan polisi militer di garis depan Dataran Tinggi Golan antara Suriah dan Israel dan mendirikan delapan pos pengamatan, kata kantor berita Interfax pada Kamis, mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia.
Dengan tujuan mencegah provokasi, yang mungkin terjadi terhadap pos PBB di sepanjang jalur "Bravo", penempatan itu direncanakan bersamaan dengan pembentukan pos pengamatan polisi militer Angkatan Bersenjata Rusia," kata Sergei Rudskoi, pejabat tinggi di Dephan seperti dikutip Interfax dan disiarkan Reuters.
Pasukan Suriah, yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad, dan sekutu mereka dari Rusia dan Iran mengalahkan pemberontak di hampir semua kawasan bagian barat daya Suriah. Kemenangan itu membawa pasukan pemerintah lebih dekat ke garis depan dengan Israel.
Peluang pasukan Iran, dan anggota milisi Hizbullah, sudah dekat dengan perbatasan di kawasan Dataran Tinggi Golan mendorong peringatan dari Israel, yang melihat Iran sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Pasukan Iran telah menarik senjata-senjata berat mereka di Suriah ke jarak 85 km dari Dataran Tinggi Golan, demikian TASS yang mengutip seorang utusan Rusia pada Rabu, tetapi Israel melihat pengunduran itu belum cukup.
Baca juga: Rusia: kami tak bisa paksa Iran keluar dari Suriah
Rudskoi yang dikutip sebagaiamana mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan antara Israel dan Suriah yang dihentikan pada tahun 2012 dapaat dioperasikan kembali.
Pasukan pemerlihara perdamaian PBB, yang disertai polisi militer Rusia, berpatroli di kawasan itu untuk pertama kali dalam enam tahun pada Kamis, kata Ruskoi.
Editor Boyke Soekapdjo
Pewarta: antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018