Data ketenagakerjaan Amerika Serikat membaik, itu dapat memicu ekspektasi inflasi naik yang dapat mendorong suku bunga the Fed naik ke depannya
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp14.468 dibanding sebelumnya Rp14.433 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap dolar AS seiring sentimen perekonomian Amerika Serikat yang membaik. "Data ketenagakerjaan Amerika Serikat membaik, itu dapat memicu ekspektasi inflasi naik yang dapat mendorong suku bunga the Fed naik ke depannya," katanya.
Ia menambahkan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang naik menembus 3 persen menambah tekanan bagi mata uang di negara berkembang, pelaku pasar uang cenderung mengakumulasi aset dalam denominasi dolar AS.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan pertemuan the Fed pada 31 Juli-1 Agustus memutuskan suku bunga the Fed tetap di level 1,75 persen hingga 2 persen. "Keputusan tetap ini sesuai dengan ekspektasi. Namun ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed untuk September menunjukkan probabilitas yang meningkat," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (2/8), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.446 dibanding sebelumnya (1/8) di posisi Rp14.442 per dolar AS.
Baca juga: Presiden minta jajarannya serius hadapi pelemahan rupiah
Baca juga: Menkeu: Depresiasi Rp100 beri tambahan Rp1,7 triliun
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018