Hal ini ditegaskan Syahrul setelah pihaknya menerima surat dari Kantor Staf Presiden (KSP) yang diantarkan Juru Bicara Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin. Isi surat tersebut diduga terkait dengan permintaan agar Syahrul bergabung dalam KSP, hal ini menimbulkan spekulasi Syahrul akan mundur dari Pileg.
"Saya adalah Ketua DPP yang harus menjadi pionir di Pileg. Bagi Nasdem Pileg dan Pilpres itu adalah pertarungan politik, sehingga siapa pun kader Nasdem tidak boleh mundur," jelas Syahrul yang ditemui di Makassar, Kamis.
Soal posisi di KSP tersebut, Syahrul mengaku akan menunggu arahan petunjuk Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, meski tidak ada aturan yang mengikatnya untuk kemudian mundur dari pencalegan.
Syahrul mengatakan Partai Nasdem adalah partai pemerintah, sehingga ia percaya jika memang dibutuhkan, Surya Paloh akan mampu melihat hal tersebut secara arif.
Pihaknya, lanjut Syahrul, juga siap membantu siapa saja, termasuk Presiden Jokowi dan Kepala KSP Moeldoko, untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Intinya, saya tetap bertarung di Pileg," kata dia.
Syahrul, nantinya akan bertarung untuk memperebutkan kursi DPR RI di Dapil Sulsel II yang meliputi Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Soppeng, Kota Parepare, Barru, Kepulauan Pangkep dan Maros.
Pewarta: Nurhaya J Panga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018