Kepala BPTJ Bambang Prihartono dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, mengatakan hal itu bagian dari tiga kebijakan transportasi untuk Asian Games.
Kebijakan tersebut adalah pertama Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, kedua Penyediaan Angkutan Umum dan ketiga Pengaturan Lalu Lintas Angkutan Barang.
Angkutan umum yang disiapkan pemerintah antara lain penambahan 204 bus Transjakarta untuk masyarakat terdampak ganjil genap.
Kedua, 107 bus Transjakarta untuk rute rute ke arena pertandingan (venue), 40 bus dari hotel ke arena, 10 bus dengan rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke arena pertandingan, serta 41 unit bus untuk wisata atlet maupun ofisial.
"Khusus bus yang disediakan dari bandara ke arena, dari hotel ke venue serta bus wisata gratis," ujar Bambang.
Bus untuk kebutuhan dari bandara ke arena dan dari hotel ke arena ini disediakan Kementerian Perhubungan.
Sementara itu penyediaan bus Transjakarta untuk kebutuhan masyarakat terdampak ganjil genap, penambahan bus Transjakarta ke rute-rute menuju arena serta bus wisata difasilitasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kami juga sudah mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta agar bus Transjakarta yang disediakan Pemprov DKI ini bisa digratiskan selama Asian Games," tutur Bambang.
Bambang juga mengharapkan Asian Games momentum bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk mulai berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
"Jakarta sudah sangat macet dengan kendaraan pribadi. Jadi, berpindah ke angkutan umum itu pilihan yang rasional," jelas Bambang.
BPTJ juga mulai pekan depan akan meluncurkan pedoman informasi bagi masyarakat yang menggunakan akses angkutan umum.
Pedoman tersebut ditujukan juga bagi suporter dan wisatawan dari manca negara dalam Bahasa Inggris bernama "Jakarta Public Transportation Guide" berbentuk leaflet, booklet mapun versi digital.
Pedoman itu berisi informarsi tentang bagaimana cara mengakses pelayanan kereta api komuter Jabodetabek, bus Transjakarta, bus ke bandara dan lokasi arena Asian Games.***4***
(E008)
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2018