Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah pada Kamis pagi melemah karena pelaku pasar kembali memburu dolar AS, setelah bank sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya. Nilai kurs rupiah turun 62 poin menjadi Rp9.272/9.277 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.210/9.255 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan pelaku lokal kembali memburu greenback atau dolar AS setelah bank sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya pada 5,25 persen. Pembelian dolar AS itu juga dipicu oleh pernyataan The Fed bahwa ekonomi global masih cukup baik, sehingga pengaruh krisis kredit perumahan di AS tidak perlu dikhawatirkan, katanya. Pelaku lokal hari sebelumnya melepas dolar AS, sehingga rupiah menguat hingga jauh dibawah level Rp9.300 per dolar AS, karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat. Namun dengan pernyataan The Fed bahwa kasus krisis kredit perumahan di AS tidak akan menahan pertumbuhan ekonomi negaranya, ucapnya. Kondisi ekonomi global masih cukup kuat, ujarnya. Rupiah, menurut Noel Chandra, memang agak sulit untuk meningkat lebih jauh, meski pasar saham regional menguat yang dipicu oleh membaiknya bursa Wall Street, namun pelaku lokal melihat dolar AS di pasar regional menguat terhadap yen mendorong mereka memburu mata uang lokal itu. Dolar AS terhadap yen naik menjadi 119,85 yang sebelumnya sempat turun di level 117,19. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali tertekan hingga di angka Rp9.300 per dolar AS," katanya. Yen, menurut dia, sebenarnya stabil terhadap mata uang Asia lainnya kecuali terhadap dolar AS, karena pelaku asing membeli dolar AS setelah The Fed menyatakan pertumbuhan ekonomi AS tetap berjalan baik. Karena itu, tekanan negatif terhadap rupiah meningkat, sehingga mata uang lokal itu terpuruk hampir mencapai level Rp9.300 per dolar As, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007