Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) untuk bersiap menghadapi kekeringan.
"Kami sudah sampaikan kepada BPBD untuk bersiap-siap. Pemetaan sudah dilakukan, tetapi kami tetap mengikuti data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika," kata Lilik yang dihubungi di Jakarta, Kamis.
Untuk daerah yang diperkirakan akan mengalami kekeringan, BPBD setempat sudah diinstruksikan unuk mengidentifikasi titik-titik yang memiliki sumber air yang tidak terlalu terdampak musim kemarau.
Sumber-sumber air itu akan menjadi pasokan utama bagi masyarakat di daerah tersebut, bila di wilayah tempat tinggalnya sudah mulai kesulitan air.
"Kami juga meminta BPBD untuk menyiapkan tangki-tangki air untuk mendistribusikan ke wilayah-wilayah yang kesulitan air," tuturnya.
Baca juga: Sembilan Kabupaten di NTB alami kekeringan
Namun, Lilik mengatakan distribusi pasokan air menggunakan mobil tangki merupakan langkah terakhir yang bisa dilakukan. Menurut dia, sebelum itu masyarakat sudah diminta untuk menyimpan air mengantisipasi kekeringan.
"Misalnya dengan menyimpan air hujan saat musim penghujan. Model-model seperti itu sudah banyak dilakukan baik langsung di rumah-rumah, maupun fasilitas-fasilitas yang ada di desa seperti masjid, gereja dan sekolah," katanya.
Lilik mengatakan antisipasi kekeringan telah dilakukan secara jangka panjang maupun jangka pendek. Karena itu, dia berharap semua pihak siap menghadapi kemungkinan kekeringan di musim kemarau.
"Namun, harus diakui karakter pemerintah daerah berbeda-beda. Ada yang perhatiannya kurang, ada juga yang memang daerahnya sulit air. Semuanya tentu mendapat pendampingan dari BNPB," jelasnya.
Baca juga: BNPB alokasikan anggaran kekeringan Rp150 miliar
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018