Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menilai kerjasama bilateral antara Indonesia dan Vietnam masih perlu ditingkatkan, meskipun neraca perdagangan kedua negara terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Terlepas dari pesatnya pertumbuhan nilai perdagangan antara kedua negara, hubungan bilateral harus terus dibangun dan diperluas," kata Hassan Wirajuda, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima PM Vietnam, Nguyen Tan Dung, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Kunjungan PM Vietnam yang didampingi istrinya Ny Tran Thanh Kiem, beserta rombongan ke Indonesia berlangsung selama dua hari, untuk membicarakan hubungan bilateral yang ditandai dengan penandatanganan kerjasama anti korupsi, kerjasama kebudayaan, perdagangan dan investasi.
Pembicaraan empat mata antara PM Vietnam Nguyen Tan Dung dan Presiden Yudhoyono, juga dituangkan dalam nota kesepahaman kerjasama anti korupsi, hukum, termasuk kerjasama pertahanan keamanan.
Menurut Wirajuda, Vietnam adalah negara yang menikmati angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam lima hingga 10 tahun terakhir, dan pada 2006 pertumbuhan negara ini mencapai 8,2 persen.
"Nilai perdagangan kedua negara pada 2006 mencapai 1,8 miliar dolar AS, dan Indonesia mencatat surplus sekitar 240 juta dolar AS," kata Hassan.
Antara Vietnam dan Indonesia, terdapat kesamaan khususnya dalam perjuangan meneggakkan kemerdekaan, sehingga memiliki kemauan kuat untuk memantapkan hubungan bilateral yang lebih konfrehensif di segala aspek.
Di bidang investasi dan perdagangan, kedua negara secara tradisional telah melakukan hubungan bilateral sejak puluhan tahun lalu.
Sektor yang juga menjadi fokus kerjasama adalah energi, menyusul telah diratifikasinya batas-batas landas kontinen ke dua negara.
"Potensi kerjasama di bidang eksplorasi dan ekploitasi minyak atau gas perairan lintas kontinen sangat besar, sehingga diharapkan kerjasama antara Pertamina, Petronas dan Petro Vietnam dapat dimajukan," ujar Wirajuda.
Khusus di bidang pertahanan keamanan, keduanya juga sepakat melakukan pertukaran kunjungan, pelatihan anti terorisme, termasuk mengatasi "transnational crime", dan upaya perlunya perjanjian ekstradisi yang bukan saja antara Vietnam dan Indonesia, tetapi merupakan tujuan dari negara-negara ASEAN. (*)
Copyright © ANTARA 2007