Sudah saatnya merespons narasi-narasi politik yang mulai dimainkan oleh kubu Prabowo dan juga SBY."
Jakarta (ANTARA News) - Pakar komunikasi dan marketing politik dari UGM Nyarwi Ahmad mengatakan kubu Jokowi bisa kalah dalam Pemilihan Presiden 2019 bila tidak inovatif dalam membuat narasi untuk merespons narasi kubu penantang.
Nyarwi ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu, mengatakan kubu Jokowi harus membuat narasi baru yang menyegarkan narasi politik lama Jokowi, yakni Nawacita.
"Meski ada sebagian elit pendukung Jokowi mulai menyuarakan Nawacita Jilid II, mereka kurang mampu membangun narasi-narasi politik yang menarik yang menjadi basis Nawacita Jilid II tersebut," katanya.
Doktor bidang komunikasi politik dan marketing politik lulusan Universitas Bournemouth, Inggris, itu mengatakan sudah saatnya kubu Jokowi tidak lagi disibukkan dengan isu cawapres saja.
"Sudah saatnya merespons narasi-narasi politik yang mulai dimainkan oleh kubu Prabowo dan juga SBY," katanya.
Tagar 2019 Ganti Presiden yang dilontarkannya kubu Prabowo, misalnya. Meski hanya sebatas wacana di kalangan kelas menengah, menurut Nyarwi semangat yang dibangun bisa melahirkan para relawan baru yang lebih solid dan berkekuatan besar yang bisa menggerus kerja-kerja mesin politik Jokowi dan para relawannya.
"Kubu Jokowi harus lebih serius dan punya cara-cara yang lebih inovatif dalam merespons perkembangan tersebut. Tanpa usaha-usaha semacam itu peningkatan elektabilitas Jokowi akan berjalan lambat," katanya.
Pola-pola seperti memunculkan relawan pendukung baik yang diinisiasi elit parpol maupun organisasi tertentu menurut director for Presidential Studies-DECODE UGM itu tidak lagi banyak berarti bagi calon petahana.
"Pola-pola seperti ini kurang inovatif dan tidak banyak membantu Jokowi dalam membangun baik basis kekuatan mesin politik yang solid untuk pemenangan pilpres maupun membangun narasi politik baru yang menyegarkan narasi politik lama Jokowi," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018