Garut (ANTARA News) - Sutradara film Preman Pensiun Layar Lebar, Aris Nugraha, menyatakan pembuatan film garapannya yang bermula dari sinetron di televisi nasional kemudian ke layar lebar sudah mencapai 90 persen, dan ditargetkan tayang di bioskop pada September 2018.
Preman Pensiun versi bioskop merupakan kelanjutan dari sinetron yang sempat menarik perhatian pemirsa, lalu digarap ke layar lebar.
"Preman Pensiun Layar Lebar ini sudah tahap editing, pengerjaannya tinggal 90 persen, semuanya berkaitan dengan teknologi," kata Aris saat kunjungannya ke Kafe Lasminingrat, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu.
"Target September sudah bisa tayang di bioskop," kata sutradara yang sudah membuat 35 film serial itu.
Ia menyampaikan, pembuatan film tersebut dilakukan di Bandung, berikut para pemainnya masih tetap seperti yang ditayangkan pada film sinetron.
Namun cerita di film layar lebar itu, kata dia, bukan rangkuman pada film sinetron Preman Pensiun yang ditayangkan di televisi swasta, melainkan perjalanan hidup para preman yang sebelumnya sudah pensiun.
"Ini film kelanjutan, jadi menceritakan setelah pensiun itu terjadi apa, bukan rangkuman atau intisari tapi lanjutan," katanya.
Baca juga: "Bocoran" Epy Kusnandar soal Preman Pensiun 3
Ia mengungkapkan, salah satu alur cerita dalam film layar lebar tersebut yakni pemeran utama Kang Muslihat yang diperankan Epy Kusnandar, marah kepada anak buahnya yang masih tetap menjadi preman.
Selanjutnya, kata dia, ada adegan para pemain baru, seperti anak perempuannya Kang Mus yang sudah punya pacar, serta pemain yang menceritakan tentang nasib para preman pensiun tersebut.
"Yang main tetap pemain lama, meskipun ada tokoh-tokoh baru, seperti anaknya Muslihat sudah punya pacar," kata sutradara sinetron komedi Bajaj Bajuri itu.
Epy Kusnandar kemudian menambahkan, cerita dalam film tersebut tentang para preman yang sudah meninggalkan pekerjaan lamanya menjadi pengusaha atau pedagang.
Film tersebut, kata dia, ada pesan yang disampaikan untuk masyarakat tentang tekad seseorang yang ingin mengubah nasibnya dari sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik bagi dirinya maupun orang lain.
"Belajar cari jalan baru walaupun harus dari nol, di film ini dicontohkan bagaimana bisa berubah tapi susah, hingga akhirnya bisa," kata pria kelahiran Kabupaten Garut itu.
Baca juga: Calon wakil wali kota Bandung ajak pemain "Preman Pensiun" kampanye
(T.KR-FPM/A069)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018