Dari beberapa masukan yang ada dari investor internasional, investor masih belum sepenuhnya memahami kemudahan yang ditawarkan oleh OSS. Ini tujuan kami melaksanakan kegiatan iniJakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mensosialisasikan sistem pelayanan yang terintegrasi secara elektronik (Online Single Submission/OSS) kepada 163 investor Korea Selatan di Jakarta.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Andi Maulana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, menjelaskan sosialisasi dilakukan untuk memperjelas pemahaman terhadap program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tanggal 8 Juli 2018.
"Dari beberapa masukan yang ada dari investor internasional, investor masih belum sepenuhnya memahami kemudahan yang ditawarkan oleh OSS. Ini tujuan kami melaksanakan kegiatan ini," jelasnya.
Kegiatan tersebut disambut antusias oleh investor Korea Selatan yang hadir dalam kegiatan tersebut. Dia menambahkan beberapa peserta yang hadir mewakili perusahaan-perusahaan ternama di Korea Selatan seperti LG, Hyundai, Lotte, Kocham, Hankook, KEB Hana Bank, dan Posco.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan seluruh staf BKPM siap untuk membantu investor dalam mengoperasikan OSS.
"Sistem yang baru ini dapat memberikan kemudahan bagi pelayanan di Indonesia," lanjutnya.
Pelaksanaan OSS sendiri saat ini masih dilakukan di Kementerian Koordinator Perekonomian dan nantinya akan dilimpahkan secara permanen ke BKPM.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani menyampaikan terjadi perubahan paradigma yang sangat mendasar dalam pelayanan di sistem OSS.
"Di samping standarisasi sama antara pemerintah daerah dan pusat, regulasi yang dikeluarkan dengan OSS ini melakukan simplifikasi terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan," katanya.
Farah mengemukakan simplifikasi yang dilakukan menggunakan metode HGSL (Hapus, Gabung, Sederhanakan dan Limpahkan).
Ia mencontohkan sektor ESDM yang sebelumnya 43 perizinan dan 30 non perizinan, kini menjadi enam perizinan dan tiga non perizinan.
Baca juga: Investor Korsel siap bangun properti di Bali dan Tangerang
Baca juga: Perusahaan tekstil Korsel bangun pabrik di Karawang
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018