Sidoarjo (ANTARA News) - Lumpur Lapindo di tanggul titik 25 kanal di Desa Jatirejo, Kecamatan Porong Sidoarjo, kembali meluber yang berakibat tanggul nyaris jebol. Pemantau tanggul di Desa Jatirejo, Hadi Prasetyo ditemui di lokasi, Rabu, mengemukakan, rembesan lumpur mulai terlihat sejak pukul 02.00 WIB dini hari. Saat itu petugas langsung membenahi kanal dengan menggunakan alat-alat berat. Lumpur kembali meluber pada pukul 07.30 WIB dengan volume yang lebih besar, hingga merembes dari bawah tangggul menuju Desa Jatirejo. Ini terjadi, karena dalam tanggul di titik 25 ada bangunan rumah yang belum sempat dirobohkan oleh petugas, sehingga kemungkinan rumah yang tenggelam tersebut bergerak dan tidak kuat menahan genangan lumpur. Untuk antisipasi semakin merembesnya lumpur, petugas pemantau tanggul terus membenahi tanggul, bahkan hingga Rabu malam, petugas masih bekerja untuk memperbaiki dan menguatkannya. Sementara itu, warga di Kecamatan Porong dan Tanggulangin yang rencana tanah dan bangunannya terkena proyek relokasi infrastruktur Porong, mulai mengantisipasi masuknya calo tanah. Warga tidak ingin calo mempermainkan harga tanahnya, sehingga mengakibatkan kerugian. Menyikapi hal ini, warga membentuk forum komunikasi antarmasyarakat yang sama-sama akan terkena pembebasan tanah untuk proyek relokasi infrastruktur Porong. Inisiator forum, Kastawi menyatakan, forum yang dibentuk 2 Agustus lalu mempunyai tugas membebaskan urusan dari calo tanah serta membantu kelengkapan surat-surat tanah dan bangunan. Saat ini, sejumlah warga Kecamatan Porong yang tanah dan bangunannya akan terkena proyek relokasi jalan tol, jalan arteri, dan rel kereta api (KA), masih menunggu harga yang ditawarkan Panitia Pengadaan Tanah (P2T). Wakil Ketua P2T, Drs Joko Saptono MM mengatakan, proyek relokasi ini untuk mengatasi kemacetan arus lalulintas akibat luapan lumpur di Raya Porong-Gempol. Berdasarkan surat Gubernur Jatim, infrastruktur yang direlokasi antara lain Jalan Raya Porong, Jalan Tol Porong-Gempol, dan rel KA. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007