Akibatnya, Starbucks terpaksa menutup sekitar 3.400 toko

Jakarta (ANTARA News) - Starbucks Corp akan gandeng dengan Alibaba Group Holding untuk mengantarkan minuman ke pelanggan, demi mendongkrak penjualan di pasar China.

Pengumuman resmi kerja sama ini akan diumumkan pekan ini, menurut Wall Street Journal, sementara Starbucks menolak berkomentar. Sebelum kabar ini mencuat, mantan bos Starbucks Howard Schultz pernah mengindikasikan akan bekerja sama dengan Jack Ma, pendiri Alibaba.

Laman Reuters menuliskan penjualan Starbucks di China turun dua persen pada kuartal kedua tahun ini, sementara tahun lalu di periode yang sama mereka tumbuh tujuh persen.

Starbucks menduga penurunan ini diakibatkan oleh masalah di layanan pengantaran, juga kanibalisasi karena mereka ekspansi besar di China.

Selain itu, Starbucks juga harus berkompetisi dengan pemain lokal seperti Luckin, yang telah membuka lebih dari 660 gerai di 13 kota sejak meluncur Januari tahun ini. Akibatnya, Starbucks terpaksa menutup sekitar 3.400 toko.

Starbucks mengakui performa mereka yang menurun dan akan memperbaiki pengiriman mereka mulai musim gugur ini di Beijing dan Shanghai.

Starbucks juga menargetkan menggandakan jumlah toko mereka di China pada 2022 mendatang.

Baca juga: Dubes RI promosi produk Indonesia ke Alibaba Group

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018