Kupang (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul kerusuhan di Kota Dili, Selasa (7/8), yang menciderai enam warga, kata Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti, Kolonel Inf Arief Rachman. "Kawasan perbatasan tetap aman, namun kami tingkatkan kewaspadaan, agar makin optimal dalam mengawasi berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan," ujarnya di Kupang, Rabu. Aries mengemukakan hal itu terkait kerusuhan di Dili, ibukota Timor Leste, yang dipicu oleh ketidakpuasan warga tertentu terhadap penunjukan Xanana Gusmao sebagai Perdana Menteri (PM) Timor Leste oleh Presiden Jose Ramos Horta.Aksi kekerasan yang dilakukan kelompok warga tertentu di Timor Leste itu dilaporkan mengakibatkan enam orang terluka dan sejumlah kantor pemerintah serta kantor lembaga bantuan asing dibakar. Aksi penjarahan pun terjadi di pasar Kota Dili. Kerusuhan itu rentan memicu aksi pengungsian warga Timor Leste ke wilayah NTT sebagaimana sering terjadi ketika negara itu bergejolak. Arief mengatakan, situasi keamanan di kawasan perbatasan dalam wilayah NTT tetap kondusif, tidak ada aksi infiltrasi atau pengungsian warga Timor Leste ke wilayah Indonesia melalui jalur darat, terkait kerusuhan tersebut. Aktivitas rutin di tapal batas tetap terlaksana sebagaimana biasa. Warga masyarakat di kawasan itu lebih memilih berdiam diri meskipun mengetahui adanya kerusuhan di ibukota negara termuda itu. "Kerusuhan itu di Dili Timor Leste dan tidak ada kaitannya dengan semua pihak di NTT sehingga di perbatasan tetap aman. Aktivitas lintas batas pun berjalan seperti biasa walaupun mungkin tidak sebanyak hari-hari lainnya disaat Timor Leste aman dan damai," ujarnya. Saat ini, ia mengemukakan, tanggungjawab pengamanan perbatasan NTT-Tilos berada di jajaran Kodam Udayana yakni Batalyon Infantri (Yonif) 742/Satya Wira Yhuda (WSY) yang bermarkas di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kekuatan personel sebanyak 660 orang. Tidak ada lagi pasukan penugasan dari kodam lain. Yonif 742/WSY sudah menempati pos-pos pengamanan perbatasan sejak 13 Nopember 2006. Sebagian menempati wilayah utara Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Distrik Kobalima, yang lain menempati wilayah selatan Belu yang berbatasan dengan Distrik Kovalima Timtim. Personel Yonif 742/SWY juga menempati kawasan perbatasan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang berseberangan dengan daerah kantong (enklave) Oecussi Timtim. Pasukan organik Kodam Udayana lainnya yang juga menempati wilayah Kabupaten Belu dan TTU yakni Yonif 743/Pradya Samapta Yhuda (PSY) dan Yonif 744 Satya Yudha Bhakti (SYB), menjalankan tugas pengamanan perbatasan sesuai tupoksinya. Misi yang diemban pasukan TNI di perbatasan NTT-Timtim itu, yakni mencegah penyelundupan dari dan ke Timtim, mencegah perbatasan NTT jadi bazis perlawanan kelompok pro-integrasi, mengamankan warga eks Timtim dan mengamankan kedaulatan negara seutuhnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007