Emiten yang terkena dampak dari pelemahan rupiah diantaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

Jakarta (ANTARA News) - Bahana Sekuritas mengemukakan tiga emiten cukup sensitif terhadap pelemahan nilai tukar rupiah sehingga akan mempengaruhi kinerjanya.

Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi dalam kajiannya di Jakarta, Selasa, mengemukakan emiten yang terkena dampak dari pelemahan rupiah diantaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

Untuk kinerja Indofood, ia memaparkan, bahan baku anak usaha Indofood seperti Bogasari dan Indofood CBP sukses Makmur masih mengandalkan impor gandum, ditambah lagi perseroan masih memiliki utang valas sebesar 587 juta dolar AS dan utang Indofood CBP sebesar 57 juta dolar AS.

"Setiap pelemahan 1 persen rupiah, menggerus laba bersih Indofood CBP sebesar 1,7 persen dan 3,6 persen untuk Indofood Sukses Makmur," katanya.

Michael Setjoadi juga mengemukakan, emiten lainnya, yakni PT Mitra Adiperkasa Tbk juga akan mengalami tekanan dari dampak pelemahan rupiah, karena sekitar 50 persen dari total barang yang dijual merupakan impor dari Amerika, Eropa dan negara lainnya.

Sehingga, lanjut dia, sekitar 15-20 persen dari total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang jasa atau cost of goods sold (COGS) dalam denominasi dolar AS.

"Setiap 1 persen pelemahan dolar AS, akan menggerus laba bersih MAPI sebesar 2,8 persen. Perseroan baru akan menaikkan harga barang bila rupiah sudah menyentuh level sekitar Rp 15.000 per dolar AS," paparnya.

Selain itu, Michael Setjoadi juga menyampaikan emiten yang masih mengandalkan bahan baku impor yakni produsen ayam PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, perseroan masih mengandalkan impor untuk pakan ayam.

Meski demikian, lanjut dia, Japfa diuntungkan dengan perang dagang Amerika dan Tiongkok yang membuat harga kedelai turun. Perusahaan berkode saham JAPFA itu juga masih memiliki utang dalam bentuk surat utang sebesar 250 juta dolar AS meski sekitar 62,6 persen dari total utang itu telah menggunakan "hedging" di kisaran Rp13.300-Rp16.600 per dolar AS.

"Bahana memperkirakan setiap pelemahan 1 persen rupiah terhadap dolar AS, bakal menggerus laba bersih perseroan sebesar 6,5 persen," katanya..

Baca juga: Pelemahan rupiah masih bisa dikendalikan, kata Gubernur BI

Baca juga: Menteri Rini: BUMN lakukan "hedging" hadapi pelemahan rupiah

Baca juga: Wakil ketua DPR minta fundamental diperkuat sokong rupiah

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018