New York (ANTARA News) - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan minyak mentah AS melompat lebih dari dua persen.
Kenaikan harga itu terjadi karena pedagang terus fokus terhadap gangguan pasokan dan kemungkinan terpukulnya produksi minyak mentah dari sanksi AS terhadap Iran.
Minyak mentah Brent untuk penyerahan Oktober, kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup pada 75,55 dolar AS per barel atau naik 79 sen di London ICE Futures Exchange.
Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 0,68 dolar AS atau 0,9 persen, menjadi ditutup di 74,97 dolar AS per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters..
Volume dalam kontrak yang jatuh tempo atau habis waktunya cenderung berkurang dalam beberapa hari terakhir sebelum keluar dari papan perdagangan.
Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, menambahkan 1,44 dolar AS atau 2,1 persen menjadi menetap di 70,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
WTI naik karena ekspektasi bahwa persediaan AS turun minggu lalu dan kekhawatiran bahwa penghentian operasi di fasilitas Syncrude di Kanada tidak akan diselesaikan secepat yang diharapkan, kata para pedagang.
"Kami hanya semakin ketat di sini di AS dalam hal pasokan, khususnya di Cushing," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York. "Itu sebabnya Anda melihat WTI meningkat."
Persediaan minyak mentah di Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI telah berkurang, sebagian karena situasi di fasilitas Syncrude yang telah mengurangi aliran minyak ke pusat.
Stok di Cushing turun menjadi 23,7 juta barel, terendah sejak November 2014 dalam seminggu yang berakhir 20 Juli.
Namun demikian, perusahaan informasi energi Genscape mengatakan bahwa persediaan di Cushing naik hampir 200.000 barel atau hampir satu persen, dari Selasa (24/7) hingga Jumat (27/7) pekan lalu, menurut para pedagang.
Harga minyak telah berbalik naik ari posisi terendah baru-baru ini selama dua minggu terakhir, karena sanksi AS terhadap Iran sudah mulai membatasi ekspor dari negara itu. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin (30/7) dia akan bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
(UU.A026)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018