Peluncuran di Gedung Riset Mobil Listrik Nasional, ITS, Senin malam, juga dihadiri pihak pendukung yakni LPDP, Kementerian Ristek Dikti Indonesia, Universitas Budi Luhur, PT. Pertamina (Persero), PT. Goodyear Indonesia, Tbk, PT. Dharma Lautan Utama, dan Yamitala Outdoor Gear.
"Ini bukan semata-mata inovasi teknologi yang telah dibuat ITS, tapi suatu perwujudan mimpi yang luar biasa karena tentunya tidak mudah mencapai jarak 15.000 kilometer dari Sabang sampai Merauke," ujar Rektor ITS Prof Joni Hermana usai launching.
Joni mengatakan mobil ini sementara masih menjadi sebuah prototype. Namun ITS membuka peluang lebar-lebar jika ada beberapa pihak yang ingin berinvestasi dan mengembangkan mobil ini lebih baik.
Dia berharap adanya mobil listrik ini bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat. Karena mobil listrik memiliki beberapa keunggulan selain ramah lingkungan juga tenaganya bisa ditemukan di mana-mana.
"Semoga ada pihak yang bersedia melanjutkan hingga bisa menjadi produk masyarakat. Saya kira ke depan produk kendaraan tenaga listrik adalah kendaraan yang menjadi pilihan," ucap Joni.
Dengan banyaknya dukungan yang diberikan pihak lain kepada mobil listrik ITS, Guru Besar Teknik Lingkungan ITS itu berharap bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk mengembangkan mobil listrik lebih baik lagi.
Di kesempatan yang sama Rektor Universitas Budi Luhur Prof Didik Sulistyanto mengatakan mobil listrik bertajuk BLITS merupakan perpaduan antara Budi Luhur-ITS (BLITS). Didik ingin adanya mobil ini bisa meningkatkan daya saing banga dan mahasiswa.
"Jadi BLITS ini adalah kerja sama antara Budi Luhur dan ITS. Kerja sama ini penting karena ini kaitanya dengan meningkatkan daya saing bangsa dan mahasiswa yang terlibat. Sehingga kedepannya mobil listrik yang akan kita jalankan 15.000 km ke 32 provinsi ini akan kami daftarkan untuk ikut Rally Dakar 2019," tuturnya.
Bagi Didik, ajang Rally Dakar ini penting karena Indonesia akan mengukiti ajang rally internasional. Namun sebelum itu, akan diujicobakan
"Rally Dakar ini penting karena Indonesia mengikuti ajang internasional, makanya sebelum berangkat maka kita jalankan selama tiga bulan atau 95 hari dengan 15.000 km," ujar Didik.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018