Pelaksanaan bimtek didasarkan atas tingginya potensi pangan lokal di Demak, khususnya Sorgum dan Pisang. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab Demak dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kabid Ketahanan Pangan membenarkan hal tersebut.
Ditambahkan bahwa pemanfaatan pangan lokal secara masif dapat memberikan konstribusi positif untuk mencapai ketahanan nasional, termasuk ketahanan pangan daerah.
Kepala Dinas menilai bimtek ini sangat penting mengingat perlunya peningkatan keterampilan dan pengetahuan kelompok tani atau pelaku pengolah pangan dalam memanfaatkan potensi lokal serta meningkatkan nilai tambah. Masyarakat sebagai pelaku dan konsumen mempunyai peranan yang penting dalam mencapai ketahanan pangan.
"Bagi Balitbangtan, Bimtek ini dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan teknologi hasil litbang kepada masyarakat pengguna", demikian disampaikan Joni Munarso, Peneliti Utama Balitbangtan.
Lebih lanjut, Joni menyebutkan pentingnya kegiatan diseminasi ini bagi masyarakat setempat. "Teknologi ini diharapkan dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan masyarakat dalam rangka penganekaragaman olahan pangan berbasis sumber pangan lokal."
Bimtek kali ini mengenalkan teknologi untuk penanganan pascapanen sorgum dan pisang, antara lain teknologi penyimpanan biji dan berasan sorgum. "Biji sorgum menghadapi masalah cepat rusak dan menjadi bubuk ketika disimpan", jelas Kun Tanti Dewandari, peneliti tutor bimtek ini.
Sementara itu, teknologi pengolahan yang dikenalkan antara lain teknologi berasan, aneka kue, dan crispy atau gendar sorgum, serta teknologi produksi sereal instan, snack bar, saos dan selai dari pisang kepok.
"Kami memang membawa teknologi dengan muatan kekinian yang agak kental", ujar Ira Mulyawanti, peneliti fasilitator bimtek.
"Soalnya pisang kepok lokal di sini kayaknya hanya diolah secara konvensional.. dan kurang menarik anak muda jaman now..", tambahnya.
Bimtek yang diikuti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) terpilih di Kab Demak, kelompok tani, penyuluh, PKK, dan aparat desa ini berlangsung penuh antusias. Kepada pendamping teknologi, peserta menyampaikan bahwa teknologi dan produk yang dikenalkan dapat menjadi alternatif usaha pengembangan pangan berbasis sorgum dan pisang.
Istianah, inisiator usaha bersama salah satu KWT mengutarakan niatnya untuk mengembangkan usaha oleh-oleh khas Demak dimana salah satu produknya adalah cryspi sorgum (gendar sorgum) dan brownies sorgum. Beberapa KWT lainnya juga tertarik untuk mengembangkan bisnis tersebut, termasuk kesiapan KWT Berkah Tani dari desa Raji yang siap memasok berasan dan tepung sorgum baik untuk diversifikasi pangan maupun untuk mendukung usaha pengolahan.
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018