London (ANTARA News) - Bukan rahang segi empat, corak kulit kasar dan sikap 'macho' yang diinginkan perempuan.
Mereka lebih mengharapkan pria berbibir penuh dan berparas "feminin", ungkap satu penelitian di Inggris yang dimuat media, Rabu.
Temuan itu memperkuat penelitian sebelumnya mengenai kemaskulinan dan penelitian itu juga menawarkan pandangan yang lebih dalam mengenai apa yang orang cari ketika memilih pasangannya.
Penelitian tersebut dipimpin Lynda Boothroyd, seorang psikolog evolusioner dari Durham University.
"Ketika orang memandang wajah yang maskulin, anggapan yang timbul adalah dominasi --itu sesuatu yang baik dalam evolusi, tapi tidak untuk hubungan jangka panjang," katanya dalam wawancara lewat telefon, seperti yang dilaporkan Reuters.
Penelitian itu, yang dimuat di jurnal "Personality and Individual Differences", dilakukan dengan cara para peneliti menanyai lebih dari 400 pria dan wanita di Inggris untuk menilai foto-foto pria yang dipermak secara digital sehingga kelihatan lebih maskulin atau feminin.
Para partisipan selanjutnya diminta memperkirakan ciri-ciri kepribadian di foto itu, seperti dominasi, ambisi, kekayaan dan apakah sosok tersebut akan setia serta menjadi orangtua yang baik.
Ternyata bukan sosok macho yang paling banyak dipilih. Penelitian itu menunjukkan bahwa yang dianggap tidak setia serta merupakan orangtua yang buruk adalah tipe maskulin dengan hidung besar, bermata kecil dan beralis mata tebal.
Mereka yang dianggap sebagai pasangan terbaik untuk hubungan jangka panjang justru pria berwajah "feminin" dengan mata lebar, paras yang halus dan lebih kurus, serta alis mata yang lebih lengkung.
Wajah yang kelihatannya lebih sehat -- misalnya mereka yang mempunyai corak kulit lebih baik -- juga lebih diinginkan.
Temuan itu mendukung bantahan terhadap klaim bahwa kemaskulinan dipandang sebagai indikator utama kesehatan genetik dan kekebalan terhadap penyakit, kata Boothroyd.
"Yang saya tunjukkan di sini adalah kesehatan merupakan sesuatu yang benar-benar positif dan bukan kejantanan," kata Boothroyd.
"Kita tidak boleh berpikir kemaskulinan artinya sehat, karena hal itu benar-benar bukan yang ada di benak wanita. Kemaskulinan artinya kekuasaan sosial." (*)
Copyright © ANTARA 2007