Jakarta (ANTARA News) - KRL semi AC Ciujung yang menghubungkan Stasiun Serpong-Tanah Abang ternyata sudah seminggu terakhir tidak memberikan lagi karcis elektronis bagi para penumpangnya, sehingga yang digunakan para konsumen hanyalah karcis kertas biasa, padahal sebelumnya PT-KAI mengembar-gemborkan bahwa karcis elektronis akan membantu peningkatan pemasukan BUMN ini. Pada hari Rabu (8/8) ANTARA News di Stasiun Pondok Ranji Bintaro Jaya, Tangerang melihat para penumpang saat menyerahkan uang Rp5.000 untuk membeli satu karcis KRL Ciujung hanya diberikan karcis kertas biasa. Ketika ditanya kenapa PT-KAI tidak memberikan lagi karcis elektronis berwarna merah, penjual karcis di Pondok Ranji hanya mengatakan perintah dari atasannya memang begitu. "Sudah satu minggu terakhir ini," kata kondektur Ciujung ketika ditanya sambil menambahkan, karcis elektronisnya banyak yang dibawa pulang. Beberapa waktu lalu Kepala Humas Daerah Operasi(Daop) I Jakarta PT-KAI Akhmad Sujadi mengatakan, banyak karcis elektronis itu yang hilang atau tidak dikembalikan para penumpang, karena banyak penumpang yang tidak tahu bahwa karcis itu harus dikembalikan ke petugas di stasiun kedatangan. Akibatnya, PT-KAI menderita kerugian jutaan rupiah karena ratusan karcis elektronis itu tidak dikembalikan oleh para penunumpang KRL Ciujung yang beroperasi mulai 7 Juli 2007. Kemudian PT-KAI memberlakukan peraturan baru bahwa selain harus membeli karcis, maka penumpang Ciujung harus membayar "uang jaminan" sebesar Rp15.000/orang saat membeli karcis dan kemudian memintanya lagi di stasiun kedatangan kepada petugas setempat. Akibat peraturan yang berubah-ubah ini, sehingga menjengkelkan para penumpang maka pernah dalam satu hari hanya terjual 11 karcis elektronis KRL Ciujung. Banyak penumpang yang menolak membeli lagi karcis elektronis ini terutama karena mereka sudah terburu-buru saat sampai di stasiun kedatangan sehingga menjadi malas untuk meminta lagi "uang jaminannya" itu.Akhmad Sujadi mengatakan PT-KAI sedang mencari tata cara penjualan karcis yang baru, yang tidak hanya menguntungkan BUMN ini tapi juga para penumpangnya. KRL semi AC Ciujung ini adalah kereta api pertama yang mewajibkan para penumpangnya untuk menggunakan karcis elektronis, mirip seperti yang diberlakukan pada busway. Namun perbedaannya adalah jika penumpang busway harus memasukkan karcis elektronisnya ke alat tertentu saat akan naik bus tersebut, maka untuk KRL Ciujung karcis harus diserahkan kepada petugas PT-KAI di stasiun kedatangan. Namun sistem yang berjalan belum satu bulan ini ternyata merepotkan para penumpangnya serta PT-KAI sendiri terutama di stasiun kedatangan. Karena penumpang harus satu per satu masuk ke jalur pemeriksaan maka banyak yang tidak sabar, sehingga kemudian meninggalkan stasiun kedatangan melewati jalur penumpang biasa sambil mengantongi karcis elektronis tersebut. PT-KAI menyediakan dua jenis karcis yakni karcis harian seharga Rp5.000/orang, serta karcis berlangganan atau abonemen Rp170.000/bulan yang bisa dipakai untuk 44 kali perjalanan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007