Mekkah (ANTARA News) - Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji mengkonfirmasi bahwa Warga Negara Indonesia yang menjadi korban tewas pada musibah bus terbakar di Arab Saudi yang viral di media sosial itu bukan bagian dari jamaah calon haji Indonesia.
"Meninggal empat dengan tiga dari mobil penabrak," kata Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subkhan Cholid di Mekkah, Minggu.
Pihaknya sudah menemui operator bus nahas milik Saudi Public Transportation Co. (Saptco) untuk melakukan pengecekan informasi mengenai kemungkinan adanya korban dari jamaah Indonesia.
Korban meninggal WNI itu atas nama Muh Syafii yang sudah 12 tahun kerja di Saptco, kata dia. Sementara tiga korban lainnya tidak dapat diidentifikasi karena berasal dari mobil penabrak bus dan keseluruhan hangus terbakar.
Adapun Saptco, kata dia, merupakan operator bus yang melayani angkutan untuk jamaah Turki bukan untuk Indonesia.
Baca juga: PPIH: Bus haji terbakar bukan dari Indonesia
Subkhan mengatakan pihaknya berupaya menemui keluarga Syafii yang ada di Saudi. Terdapat adik dari Syafii yang sedang berhaji di Tanah Suci untuk ditindaklanjuti mengenai berbagai persoalan sebagai bagian dari keluarga.
Menurut penuturan Subkhan, kronologi kecelakaan kendaraan milik Saptco itu adalah bus yang sedang berada 80 kilometer dari pusat kota Mekkah tertabrak mobil dari arah berlawanan. Mobil penabrak imenghantam langsung bagian kemudi bus sehingga terjadi insiden tersebut.
Setelah itu, kata dia, terjadi kebakaran dan menewaskan korban. Sementara itu, jamaah calon haji asal Turki berhamburan keluar bus dan selamat.
Untuk penanganan korban WNI, lanjut dia, akan diserahkan kepada yang berwenang yaitu kepolisian Arab Saudi dan KJRI di Arab Saudi.
"Kami tunggu hasil kepolisian, KJRI. Pemulangan jenazah kemungkinan repot kalau ke Tanah Air," kata dia ditanya soal proses pemakaman almarhum Syafii.
Baca juga: Bus shalawat mulai beroperasi
Baca juga: Laporan dari Mekkah - Sudah 10 calhaj meninggal di tanah suci
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018