Temanggung, (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Tekonologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, menyatakan menolak impor bibit tanaman hibrida karena tidak secara langsung diketahui kekurangannya.
"Saya tidak terlalu mendukung soal hibrida itu," katanya usai panen raya perdana padi varietas Mira-1 di Desa Plumbon, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, di Temanggung, Kamis.
Hingga saat ini, katanya, masih ada orang yang mengimpor bibit tanaman hibrida.
Ia mengatakan, impor bibit hibrida seperti padi memang dapat diketahui kehebatan produksinya yang mampu mencapai 13 ton per hektare.
"Dari luar negeri, kita tahu hebatnya yaitu dia menghasilkan sampai 13 ton per hektare, tetapi jahatnya apa, kita belum tahu sebelum kita coba, jangan-jangan dia merusak yang lain," katanya.
Kementerian Negara Ristek, katanya, lebih mendorong pengembangan usaha bibit inhibrida ketimbang hibrida.
"Kalau pun kita ke hibrida, harus hibrida lokal, domestik," katanya.
Ia mengatakan, kementeriannya antara lain bertugas meneliti bibit padi, mengupayakan sertifikat sebagai hak paten dari Departemen Pertanian, dan kemudian memperbanyak untuk petani.
"Sesudah mendapatkan sertifikat maka terserah kami, apakah mau perbanyak sendiri, tapi kami bukan badan yang memperbanyak, karena itu kami mempunyai mitra yang fokusnya adalah penyediaan bibit, salah satunya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Sang Hyang Sri," katanya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009