New York (ANTARA News) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), terbebani oleh pelemahan di pasar saham AS, tetapi Brent masih mencatat kenaikan mingguan, didukung oleh berkurangnya ketegangan perdagangan dan penghentian sementara jalur pengiriman minyak mentah utama oleh Arab Saudi.
Patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman September kehilangan 0,25 dolar AS menjadi menetap di 74,29 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, tetapi mencatat kenaikan mingguan 1,8 persen, kenaikan pertama dalam empat minggu.
Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 0,92 dolar AS menjadi ditutup pada 68,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, dan menandai penurunan minggu keempat, jatuh sekitar 2,4 persen.
Harga minyak suram, pasar saham AS secara luas jatuh pada Jumat (27/7). Minyak mentah berjangka di jalur yang sama dengan ekuitas.
"Itu bisa menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi konsumsi minyak," kata Phillip Streible, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Pasar minyak sebagian besar mengabaikan data pemerintah pada Jumat (27/7) yang mengatakan ekonomi AS tumbuh pada kuartal kedua dengan laju tercepat dalam hampir empat tahun.
"Itu adalah angka kuat yang menunjukkan permintaan energi yang kuat hingga akhir tahun ini," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago. "Alasan mengapa kami tidak mengambil dukungan tersebut, karena hal itu sesuai dengan ekspektasi, tetapi ketika Anda menjalankan PDB semacam itu, itu adalah banyak minyak."
Perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan tiga rig minyak dalam seminggu yang berakhir 27 Juli, pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir bahwa para pengebor telah menambah rig, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan pada Jumat (27/7).
Hedge fund memangkas taruhan "bullish" mereka pada minyak mentah AS, memotong posisi gabungan berjangka dan opsi mereka di New York dan London dengan 11.362 kontrak menjadi 412.289 kontrak dalam pekan yang berakhir 24 Juli, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS (CFTC) mengatakan pada Jumat (27/7. Itu level terendah sejak akhir Juni, data menunjukkan.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada Jumat (27/7) bahwa pasar tetap bergejolak dan menanggapi intervensi lisan, menambahkan bahwa pasar telah memperhitungkan risiko-risiko terkait sanksi AS terhadap Iran.
Dia mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya tidak membahas opsi untuk meningkatkan produksi lebih dari satu juta barel per hari (bph).
OPEC dan produsen lainnya yang dipimpin oleh Rusia sepakat bulan lalu untuk mengurangi pembatasan produksi. Kesepakatan itu secara efektif meningkatkan produksi gabungan sebesar satu juta barel per hari, dengan bagian Rusia sebesar 200.000 barel per hari.
Arab Saudi awal pekan ini mengatakan pihaknya menangguhkan pengiriman minyak melalui Selat Bab al-Mandeb Laut Merah, salah satu rute tanker paling penting di dunia, setelah gerakan Houthi menyerang dua kapal di perairan itu.
Setiap langkah untuk memblokir selat akan menghentikan pengiriman minyak melalui Terusan Suez Mesir dan pipa minyak mentah SUMED yang menghubungkan Laut Merah dan Mediterania.
Diperkirakan 4,8 juta barel per hari minyak mentah dan produk olahan mengalir melalui Selat Bab al-Mandeb pada 2016 menuju Eropa, Amerika Serikat dan Asia, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).
Terobosan dalam pembicaraan perdagangan AS-UE juga memberikan dukungan terhadap harga minyak minggu ini. Presiden AS Donald Trump dan Jean-Claude Juncker, presiden Komisi Eropa, mencapai kesepakatan mengejutkan pada Rabu (25/7) yang meringankan risiko perang perdagangan, demikian Xinhua.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018