Tetapi, siapa yang tidak mau emas,"
Jakarta (ANTARA News) - Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menjanjikan hadiah bagi atlet Indonesia yang meraih emas di ajang Asian Games ke-18 tahun 2018, Jakarta dan Palembang.
Agus menyatakan niatnya tersebut kepada media usai menandatangani kerja sama kepesertaan atlit dan ofisial Tim Indonesia dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan dengan Ketua KOI, Erick Thohir, di Gedung BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat malam.
Penandatangan disaksikan oleh Sesmenpora Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, Dewas BPJS Ketenagakerjaan, Guntur Witjaksono, dua Ambasador Asian Games, Pungky Afriecia (atlit voli) dan Arki Dikania Wisnu (pebasket) dan undangan lainnya.
Agus tidak menjelaskan besaran hadiah yang disediakannya.
Di sisi lain, Gatot menjelaskan pemerintah menyedia hadiah Rp1,5 miliar kepada peraih emas dan Rp200 juta kepada peraih perak. Perbedaan jauh hadiah emas dan perak itu sebagai motivasi bagi atlet untuk meraih emas.
Indonesia menargetkan peringkat 10 dengan perolehan emas sebanyak 16 medali.
Gatot menyatakan target peringkat 10 merupakan sasaran yang realistis meski relatif sulit karena raksasa Asia seperti China, Jepang, Korsel dan pecahan negara Uni Soviet memiliki atlet peringkat dunia.
Indonesia berada di peringkat 17 di Asian Games ke-17 tahun 2014 di Incheon, Korea Selatan, dengan empat emas, lima perak dan 11 perunggu.
Ambasador dan juga atlet voli nasional yang bakal berlaga di Asian Games nanti, Pungky, mengatakan perbedaan itu tidak masalah baginya agar setiap atlet termotivasi mendapatkan yang terbaik, medali emas meski diakuinya tidak mudah.
"Tetapi, siapa yang tidak mau emas," ujar atlet asal Parahiyangan yang baru saja menikah itu.
Sementara, Arki menyatakan apresiasinya kepada pemerintah atas lonjakan besaran hadiah hingga 250 persen lebih itu. Sebelumnya, hadiah peraih emas Asian Games Rp400 juta.
"Hadiah itu mungkin saja dikembalikan kepada kemajuan olah raga nasional karena sang atlet mungkin mendirikan pusat pelatihan atau yang sejenisnya," ujar Arki, kelahiran New York itu.
Pewarta: Erafzon Saptiyulda
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018