Bengkulu (ANTARA News) - Upaya revitalisasi (peningkatan fungsi) Persada Soekarno yang dilakukan oleh pemerintah propinsi Bengkulu, dipastikan tidak akan menghilangkan nilai sejarah (historis) dari tempat yang menjadi kediaman Soekarno selama menjalani pengasingan pada 1938-1942 itu.
"Saya jamin nilai historisnya tidak akan hilang. Justru revitalisasi yang kita lakukan guna mengembalikan Persada Soekarno sebagaimana saat ditempati oleh Proklamtor kita itu," kata Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin dalam dialog interaktif napak tilas jejak Proklamator di rumah kediaman Soekarno di Jalan Soekarno-Hatta Kota Bengkulu, Selasa.
Menurut dia, kegiatan revitalisasi dilakukan secara hati-hati, dan diawali dengan mempelajari setiap detail dari kondisi awal rumah tersebut, atau pada saat ditempati oleh Bung Karno.
Setelah itu, ditentukan titik-titik yang memang tidak boleh dikotak-katik (diubah), misalnya bangunan rumah, sumur tua, dan pekarangan.
"Setelah didapat bagian yang harus dipertahankan, baru dilakukan pembangunan bangunan atau fasilitas pendukung lain seperti gedung teater dan ruang rapat serta sarana olahrga," katanya.
Fasilitas pendukung itu dibangun juga untuk mengenang kegiatan Bung Karno selama berada di Bengkulu.
Menurutnya, Bung Karno selaian sebagai politisi, juga senang dengan kesenian khususnya teater, karena itu di kawasan Persada Soekarno dibangun teater yang nantinya menjadi pusat kegiatan kebudayaan.
Kemudian ruang rapat, sengaja dibangun karena Pemprov Bengkulu ingin menjadikan Persada Soekarno sebagai tempat pertemuan (rapat) sakral baik untuk membahas masalah kedaerahan, nasional bahkan internasional.
Agusrin juga mengaku, akan berupaya mengembalikan kondisi Persada Soekarno yang kini lahanya sudah menyempit. Luas lokasi itu awalnya mencapai empat hektere, namun kini tinggal tersisa 4.000 meter persegi.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007