Jakarta (ANTARA News) - Duet Marsha Timothy-Gary Iskhak dipajang dalam film terbaru garapan Rako Prijanto lewat film "Merah itu Cinta". Rako Prijanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengungkapkan film itu hendak bertutur tentang kisah cinta yang tragis, namun pada akhirnya memberi pelajaran positif bagi orang yang mengalaminya. Rako, yang sebelumnya menyutradarai "Ungu Violet" dan "D`Bijis", mengatakan, film terbaru produksi Rapi Film merupakan film eksperimen. "Saya ingin membuat sesuatu yang beda, sesuatu yang baru. Tidak seperti film-film bertema cinta yang ada di Indonesia selama ini," ujarnya. Penulis naskah Nova Rianti Yusuf memerlukan waktu dua pekan untuk menyelesaikan ceritanya. Menurut Nova, kisah cinta dalam sebuah film tak melulu berakhir manis. "Cinta juga bisa penuh dengan kejutan dan kenyataan yang menyakitkan," ujarnya. Nova yang juga psikolog ini menuangkan kisah Raisa sebagai seorang yang mengalami kehilangan, perasaan berkabung yang mendalam, bergelut dengan amarah dan penolakan, dan berakhir dengan penerimaan. Gelap, suram, dan kesan minim pencahayaan mewarnai sebagian besar adegan dalam film itu. "Kesan gelap sengaja saya hadirkan untuk mewakili kesedihan Raisa. Kan nggak lucu kalau kesedihan digambarkan dengan suasana yang teran-benderang," katanya. Warna merah itu sendiri, menurut Rako, merupakan representasi cinta Rama dan Raisa. Raisa juga memberi nuansa merah pada rumah mungilnya karena Rama menyukai merah.Sementara itu, Marsha Timothy mengungkapkan memerankan tokoh Raisa adalah tantangan besar dalam karir filmya. Marsha yang sebelumnya bermain dalam "Coklat Stroberi" mengaku perlu konsentrasi tinggi dan totalitas untuk menjiwai tokoh Raisa. "Karakter Raisa sangat berat buat saya. Bahkan emosinya sempat terbawa hingga setelah syuting," ujar gadis yang akrab disapa Chacha. Senada dengan Chacha, Gary juga mengungkapkan sempat kesulitan dalam mendalami tokoh Aria. Perangai dan karakter yang berubah-ubah membuat Gary tertantang untuk melakoninya dengan baik. Sang produser, Sunil Samtani mengungkapkan biaya produksi dan promosi film ini mencapai Rp3,2 miliar. Ia menargetkan jumlah penonton film ini bisa mencapai 500 ribu orang. "Untuk itu kami akan melakukan promosi di tiga kota, Surabaya, Makasar, dan dan Bandung," ujarnya. Sunil mengakui, tema film "Merah Itu Cinta" lebih berat untuk dipahami penonton. Tidak semua orang akan menyukai film ini karena banyak simbol-simbol dalam film ini yang tidak dapat dengan mudah dimengerti. "Inilah uniknya film ini," demikian ujar Sunil. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007