Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Selasa ditutup melemah 0,69 persen, karena faktor psikologis pelaku pasar yang masih khawatir terhadap krisis kredit pasar perumahan (sub-prime mortgage) yang telah menekan perekonomian Amerika Serikat (AS). IHSG ditutup turun 15,036 poin ke posisi 2.174,071, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 2,715 poin atau 0,60 persen ke level 448,725. Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA News mengatakan bahwa perdagangan saham di BEJ lebih banyak dipengaruhi oleh faktor psikologis terhadap krisis sub-prime yang telah menekan perekonomian AS. "Pasar kita lebih didominasi oleh dana dari luar, sehingga faktor fundamental kita yang bagus tak berpengaruh dan belum stabilnya pasar saham AS membuat para pelaku pasar ambil posisi aman," kata Luki. Menurut dia, keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunganya (BI-rate) pada posisi 8,25 persen tak perpengaruh pada pasar sahamnya. Luki mengatakan, pasar kita saat ini mengikuti bursa regional, terutama bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng-nya yang ditutup turun 28,74 poin menjadi 21.907,99. "Walaupun kondisi makro kita masih baik, kinerja emiten bagus, namun kondisi global yang tidak menentu menjadi sentimen negatif pasar kita," jelas Luki. Kondisi ini membuat perdagangan saham di BEJ lebih banyak didominasi oleh saham yang turun sebanyak 145 dibanding yang naik hanya 58, sedangkan 46 tidak berubah harganya dan 147 tidak ditransaksikan. Volume perdagangan mencapai 3,004 miliar saham dengan nilai Rp2,549 triliun. Penurunan indeks pada perdagangan Selasa ini dipimpin melemahnya saham Astra Internasional (ASII) Rp400 ke harga Rp17.000, Bank Danamon (BDMN) terkoreksi Rp200 menjadi Rp7.500, Astra Agro Lestari (AALI) tertekan Rp600 ke level Rp14.100 dan Bank Mandiri (BMRI) turun Rp25 ke posisi Rp3.175. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007