Panenra ya dihadiri Bupati Bombana beserta Kepala Dinas Pertanian dan Ketua DPRD, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra, PJ Upsus Sultra (Ka. BB Mektan), Danrem Haluoleo, Kapolda Sultra, Dolog Sultra, Dandim, Kepala BPTP Balitbangtan Sultra, peneliti, penyuluh, petani, dan beberapa UPTD terkait lainnya.
Mengawali acara dialog, Bupati Bombana Tafdil dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan UPSUS pajale dari Kementerian Pertanian, produkstivitas padi di Kabupaten Bombana meningkat, menjadi rata-rata 7 ton/ha dan 2017 terjadi surplus 54%.
Kementerian Pertanian juga telah menyalurkan 20 unit traktor sebagai dukungan alat pertanian. Selain itu, dalam tahun 2018 ini kerja sama dengan BPTP Sulawesi Tenggara semakin ditingkatkan, salah satunya melalui program GP3SI (Gerakan Peningkatan Produksi Pertanian Sawah Irigasi) seluas 1000 ha.
Menteri Pertanian Amran Sulaeman menyampaikan bahwa selain pengembangan padi, jagung dan kedelai, di Kabupaten Bombana akan dibangun pabrik pengolahan tebu terbesar di Indonesia.
Saat ini telah dimulai penanaman tebu seluas 6.000 ha, sehingga nantinya bisa mensuplai gula di Indonesia wilayah timur. Selain itu Kabupaten Bombana akan dijadikan pusat pengembangan ternak sapi dan pengembangan kelapa dalam.
Pada kesempatan itu beberapa petani menyampaikan usulan, antara lain perlunya alat pengering gabah, karena daya tampung pengering di daerahnya sangat terbatas, apalagi jika panen pada saat musim hujan gabah cepat tumbuh, dan pada akhirnya bisa merugikan petani.
Selain itu, perlunya Dokter hewan untuk pengawal kesehatan ternak dan perlunya penambahan handtraktor untuk memenuhi kebutuhan di lapangan.
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018