Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Pilkada Watch mengaku mendapatkan tujuh warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menjadi pelaku dan korban "money politics" untuk mencoblos salah satu kandidat.
"Ketujuh orang itu diamankan oleh organisasi Tenabang Bersatu (Tebas), pada Senin (6/8) malam," kata Direktur Lembaga Pilkada Watch, Sayid Junaidi, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan modus yang dilakukan pelaku money politics tersebut berupa tawaran uang antara Rp20 ribu sampai Rp25 ribu, jika mereka dapat menunjukkan bukti "gambar kumis" bekas pencoblosan.
Atau warga yang bersedia menempel gambar Ali Sadikin dalam bentuk stiker di rumah, yang tertulis "Seperti Ali Sadikin".
"Warga yang tergabung dalam Tebas itu, curiga melihat perilaku ketujuh orang itu," katanya.
Kemudian, kata dia, organisasi Tebas itu melaporkan kepada Lembaga Pilkada Watch dan disarankan untuk menindaklanjuti ke panitia pengawas pilkada (Panwasda) DKI Jakarta.
"Kami menyarankan mereka untuk melaporkan adanya praktik money politics itu," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007