Tidak pernah hilang hormat saya. Tapi Tuhan belum berkehendak hubungan kami kembali normal."

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum pulih selama 10 tahun terakhir.

"Hubungan saya dengan Ibu Mega, harus saya katakan jujur, belum pulih, masih ada jarak," ujar SBY dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/7) malam, menjawab pertanyaan wartawan mengenai hubungannya dengan Megawati Soekarnoputri yang belum pulih selama 10 tahun terakhir.

Pertanyaan itu diajukan wartawan setelah SBY menjelaskan bahwa jalan bagi Demokrat untuk menjalin koalisi dengan partai pendukung Presiden Jokowi tidak terbuka.

SBY tidak spesifik menyatakan hubungannya dengan Megawati sebagai salah satu rintangan Demokrat untuk bisa berkoalisi bersama partai pendukung Jokowi. SBY hanya menjelaskan dirinya sudah berupaya memulihkan hubungannya dengan putri Soekarno itu selama 10 tahun belakangan ini.

"Saya berikhtiar untuk bisa berkomunikasi, saya lakukan selama 10 tahun. Mendiang pak Taufik Kiemas (suami Megawati) sahabat saya juga berusaha memulihkan silaturahim kami berdua. Jadi bukan tidak ada kehendak dari banyak pihak, tapi Allah belum berkehendak," kata SBY.

SBY mengatakan tetap menghormati Megawati sebagai Presiden RI kelima, dimana kala itu dirinya menjadi Menko Polkam di Kabinet Gotong-Royong yang dipimpin Megawati.

"Tidak pernah hilang hormat saya. Tapi Tuhan belum berkehendak hubungan kami kembali normal," jelas SBY.

Hubungan SBY dan Megawati mulai renggang sejak akhir 2003 silam, kala SBY masih menjabat Menko Polkam di Kabinet Gotong Royong. Saat itu muncul isu SBY akan maju sebagai capres 2004.

Sejak isu itu muncul, SBY sebagai Menko Polkam merasa dikucilkan oleh Megawati dengan tidak dilibatkan dalam rapat-rapat di Istana. Hingga akhirnya SBY mengundurkan diri dan melepas jabatan Menko Polkam awal 2004 lalu maju sebagai capres di tahun yang sama.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018