Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa, memutuskan BI Rate tetap pada 8,25 persen, setelah melihat evaluasi terhadap prospek pencapaian inflasi untuk 2007 dan 2008 masing-masing enam persen plus minus satu dan lima persen plus minus satu dan perkembangan perekonomian nasional. Penetapan ini, menurut Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Budi Mulia, Selasa, untuk meminimalkan gejolak yang mungkin timbul bagi perekonomian domestik, meski secara umum kondisi perekonomian nasional sampai dengan Juli 2007 menunjukkan berlanjutnya ekspansi dengan stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan yang relatif terjaga. Ia mengatakan dengan BI Rate yang tetap di level 8,25 persen, maka ruang untuk turunnya suku bunga perbankan guna mendorong ekspansi kredit perbankan ke sektor riil tetap tersedia. Ia mengatakan BI mencatat pertumbuhan kredit selama Juli 2007 meningkat sebesar Rp38,5 triliun atau naik 4,4 persen dibandingkan dengan Juni yang mencapai 36 triliun. "Angka tersebut merupakan angka pertumbuhan tertinggi selama 2007.," katanya. Hal ini, menrurut dia, karena adanya proyek-proyek infrastruktur yang telah berjalan pada triwulan III, dan diharapkan pada triwulan III ini akan lebih baik lagi. Sementara itu, inflasi menurut BI berada dalam kisaran yang terjaga, sehingga target inflasi tahun ini optimis dapat tercapai. Meski capaian inflasi (IHK) Juli meningkat menjadi 6,06 persen dibandingkan bulan Juni 5,77 persen, BI menyatakan inflasi masih tetap terkendali. Peningkatan inflasi Juli tersebut dipengaruhi inflasi pada harga kelompok makanan, meningkatnya inflasi ekspor, biaya pendidikan, sewa dan kontrak rumah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi triwulan tiga diperkirakan mencapai 6,2 persen yang didukung oleh pertumbuhan ekspor, perbaikan investasi dan konsumsi swasta. "Daya beli masyarakat, keyakinan konsumen dan persepsi positif pelaku bisnis terus membaik," katanya. Neraca Pembayaran Indonesia diperkirakan masih mencatat surplus dengan devisa yang terus meningkat. "Sampai dengan akhir Juli, cadangan devisa mencapai 51,9 miliar dolar AS atau setara dengan 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. (*)
Copyright © ANTARA 2007