"Kita tidak mau negara ini seperti Suriah yang perang tidak ada habisnya"

Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para kepala desa (kades) mencegah desanya berurusan dengan radikalisme dan terorisme.

"Kepala desa juga harus ikut menjelaskan, menerangkan, ikut mengawasi agar desanya tidak berurusan dengan yang namanya redikalisme dan terorisme," kata Presiden Jokowi saat memberi pengarahan dalam acara Peningkatan Kapasitas
Aparatur Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Tahun 2018 di Graha Pradipta Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.

Kepala Negara menyebutkan radikalisme dan terorisme menjadi tantangan hampir semua negara di dunia saat ini. Presiden Jokowi yakin para kepala desa mampu memantau kondisi desanya dengan baik.

"Kita tidak mau negara ini seperti Suriah yang perang tidak ada habisnya," katanya.

Jokowi juga menceritakan kondisi Afghanistan yang memprihatinkan karena sudah pwrang 40 tahun dan belum juga berhenti.

"Sudah perang 40 tahun lebih gara-gara perang dua suku, kemudian masing masing bawa teman dari luar, sehingga perang bertambah besar, saya ke sana ikut sedih," katanya.

Ia menyebutkan Afghanistan sebenarnya negara kaya karena memiliki deposit minyak, gas dan emas yang besar.

"Tapi kalau perang tidak bisa diapa-apain sumber daya alam itu. Isinya setiap hari bom saja, saya mau ke sana saja tiga kali bom. Delapan hari sebelum kedatangan ada bom menewaskan 20 orang, dua jam sebelum turun ada bom menewaskan lima orang dan banyak yang luka luka. Sebulan sebelumnya ada bom yang menewaskan 103 orang. Masa tiap hari seperti itu," katanya.

Menurut Presiden, semua ingin menjaga dan merawat negara Indonesia agar tetap rukun dan damai menuju sebuah kesejahteraan dan kemakmuran. Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta para kades menjaga persatuan dan kerukunan.

Memasuki tahun politik 2019, Presiden kembali mengingatkan pentingnya menjaga persatuan, persaudaraan,dan kerukunan di masyarakat karena ketiga hal tersebut adalah aset terbesar bangsa Indonesia.

"Saya titip karena bapak, ibu, saudara-saudara sekalian ada di tempat yang paling depan yang berhubungan dengan rakyat. Kalau Saudara-saudara bisa menyampaikan ini pada rakyat, menyadarkan, mematangkan cara-cara berpolitik, mendewasakan cara-cara berpolitik kita untuk rakyat, ini akan mendinginkan suasana. Karena persatuan, persaudaraan, dan kerukunan adalah aset terbesar bangsa ini," kata Presiden.

Ia pun meminta para aparat desa tidak mudah dikompori oleh politisi-politisi yang tidak benar. Kepala Negara tidak ingin hanya karena perbedaan pilihan politik masyarakat dibuat pecah dan retak apalagi dengan menggunakan isu SARA.

"Jangan karena dikompor-kompori, ada rakyat yang kemakan. Tugasnya kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa, juga pendamping-pendamping desa itu menyampaikan. Kepala desa jangan ikut-ikutan terbawa suasana. Tugas Saudara-saudara itu menyejukkan dan mendinginkan suasana," katanya.

Dalam proses demokrasi seperti pilkada dan pilpres, Presiden menuturkan kades bisa menyampaikan kepada masyarakat agar bijak dalam memilih pemimpin.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018