Sebetulnya kita dari pengusaha sudah tahu, sudah memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga yang mengakibatkan biaya kita naik. Jadi sebenarnya dalam perencanaan kita tahun ini maupun tahun depan kita sudah masukkan hal itu

Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengaku tidak terkejut dengan kenaikan suku bunga global AS sehingga menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani di Jakarta, Rabu, mengaku dunia usaha telah memperkirakan hal tersebut dan telah memasukkan hal tersebut dalam perencanaan bisnis tahun ini dan tahun depan.

"Sebetulnya kita dari pengusaha sudah tahu, sudah memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga yang mengakibatkan biaya kita naik. Jadi sebenarnya dalam perencanaan kita tahun ini maupun tahun depan kita sudah masukkan hal itu," katanya.

Bagi kalangan pengusaha, pelemahan rupiah menyebabkan mereka harus melakukan tiga opsi antisipasi, yakni menurunkan margin keuntungan, melimpahkannya kepada konsumen sehingga harga menjadi naik, atau justru melakukan efisiensi di berbagai aspek.

Namun, ia memastikan hal itu hanya akan dilakukan oleh sektor-sektor usaha yang terdampak langsung pelemahan rupiah, terutama bidang usaha yang masih didominasi bahan baku impor.

Sebaliknya, sektor-sektor yang mayoritas mengekspor produknya justru akan menikmati momentum pelemahan rupiah seperti batubara.

"Tapi ini sudah kita rencanakan. Jadi bukan sesuatu yang mengagetkan. Pengusaha mau naik atau turun pasti ada saja masukkannya, yang penting bagaimana kita coba antisipasi hal ini dengan opsi tadi," katanya.

Sebelumnya, meski laju Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia namun, tidak banyak berimbas pada mata uang Rupiah yang masih dalam pelemahannya.

Pergerakan tersebut sesuai dengan perkiraan sebelumnya dimana belum adanya sejumlah sentimen positif yang signifikan mengangkat Rupiah membuat pergerakannya cenderung masih dalam tren pelemahannya.

Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 0,19 persen menjadi Rp14.517, Rabu, begitu juga dengan kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menunjukkan apresiasi 0,18 persen menjadi Rp14.515.

Namun hingga pukul 10.30 WIB, rupiah mulai terkoreksi, meskipun masih menguat jika dibandingkan perdagangan Selasa (24/7), di pasar spot, satu dolar AS setara dengan Rp14.525.

Baca juga: Menteri Keuangan jelaskan soal pelemahan rupiah
Baca juga: Pelemahan rupiah masih bisa dikendalikan, kata Gubernur BI

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018