Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto merupakan cawapres paling ideal mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
"Agar kuat di parlemen, cawapres paling ideal untuk mendampingi Jokowi adalah Airlangga Hartarto dengan perolehan survei sebesar 35,7 persen," kata peneliti survei LSI Denny JA, Rully Akbar saat menyampaikan hasil surveinya, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu.
Di urutan kedua ditempati oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebesar 21,5 persen, pada urutan ketiga Ketua Umum PPP M Romahurmuziy sebesar 16 persen dan Surya Paloh sebesar 8,6 persen.
Rully juga memaparkan bahwa berdasarkan hasil survei tiga ketum parpol, yakni Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Romahurmuziy naik status paska pilkada dan menjelang pilpres ini.
"Hal ini karena ketiganya masuk sebagai cawapres Jokowi," katanya.
Namun, lanjut dia, Airlangga paling menonjol dibandingkan dua tokoh lainnya karena melonjaknya pengenalan, kesukaan, dan dinilai ideal untuk Jokowi agar tercipta pemerintahan yang kuat atau strong government.
Di antara ketiga ketum partai, Airlangga Hartarto paling tinggi lonjakan popularitasnya, yakni 18 persen, sementara Cak Imin hanya sebesar 4,1 persen dan Romi sebesar 6 persen.
"Pemberitaan tentang peluang Airlangga sebagai cawapres Jokowi telah mendongkrak popularitasnya," ujarnya.
Sementara dilihat dari tingkat kesukaan responden, responden lebih menyukai Airlangga Hartarto dibandingkan Cak Imin dan Romi. Tingkat kesukaan Airlangga sekitar 76,3 persen, Cak Imin sebesar 59,7 persen dan Romi sebesar 55,5 persen.
Namun, tambah Rully, dari kubu partai non Jokowi, yang menanjak status ketua umumnya adalah tetap Prabowo Subianto (Gerindra).
"Prabowo paling tinggi karena hanya Prabowo satu-satunya ketua umum yang capres. Ketum lainnya tidak muncul sebagai capres," katanya.
Survei nasional yang dilakukan oleh LSI Denny JA ini dilakukan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia pada rentang waktu 29 Juni hingga 5 Juli 2018 dengan cara wawancara tatap muka. Responden sebanyak 1.200 orang dipilih berdasarkan multistage random sampling dengan margin error sekitar 2,9 persen.
Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, media analisis, dan wawancara mendalam narasumber.
Baca juga: Pengamat: Airlangga berpeluang dampingi Jokowi
Baca juga: Koalisi sepakati cawapres pendamping Jokowi
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018