Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyiratkan menutup pintu koalisi antara partainya dengan Presiden Joko Widodo, karena banyak rintangan menuju kesepahaman.
Hal itu disampaikan SBY disela konferensi pers yang digelar sesuai pertemuannya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta, Selasa malam.
"Saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi hampir setahun untuk juga menjajaki kemungkinan kebersamaan dalam pemerintahan. Pak Jokowi juga berharap Demokrat bisa di dalam pemerintahan, tapi saya sadari banyak sekali rintangan dan hambatan menuju koalisi itu," kata SBY.
SBY merasa tidak perlu menyampaikan secara detail soal rintangan dan hambatan itu. Namun secara garis besar dia menyampaikan bahwa koalisi dapat terbangun jika ada iklim yang baik, ada kesediaan berkoalisi, ada kepercayaan bersama dan saling menghormati.
Di sisi lain mengenai hasil pertemuannya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, SBY mengatakan jalan koalisi Demokrat dengan Gerindra terbuka lebar karena syarat koalisi tersedia.
SBY mengaku tidak berbicara soal capres/cawapres dalam pertemuan itu. Menurutnya, Demokrat tidak mematok sosok cawapres sebagai harga mati meskipun wajar apabila setiap partai menginginkan kadernya menjadi capres atau cawapres.
Prabowo melakukan pertemuan dengan SBY di kediaman Ketua Umum Demokrat itu, di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa malam. Dalam pertemuan itu kedua partai sepakat membuka jalan koalisi yang akan dipertajam melalui pertemuan selanjutnya.
SBY mengatakan hasil pertemuannya dengan Prabowo akan disampaikan kepada jajaran Majelis Tinggi Partai Demokrat sebagai forum tertinggi partainya yang akan mengambil keputusan koalisi.
Demokrat juga membuka peluang koalisi bersama partai-partai lain yakni PKS dan PAN yang selama ini sudah berkomunikasi intensif dengan Gerindra.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018