Jakarta (ANTARA News) - Target produksi padi untuk DIY terus meningkat, seiring dengan peningkatan target produksi padi nasional berkat upaya khusus pemerintah Indonesia untuk mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten di DIY yang seringkali dianggap sebagai daerah kering, tetap tidak melepas tanggungjawabnya untuk mendukung peningkatan produksi padi DIY dan nasional. Bertujuan melakukan percepatan tanam padi pada MT III, maka kelompok tani Sari Bumi memanfaatkan air dari sumber Goa Pindul untuk mendukung pencapaian target luas tambah tanam padi pada Juli 2018.
Dipimpin oleh Bupati Gunungkidul yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Ir. Bambang Wisnu Broto, bersama-sama dengan Kepala BPTP Yogyakarta Dr. Joko Pramono, Balai Karantina Kelas II A Yogyakarta, Kodim 0730 Gunungkidul, Mantri Tani dan PPL BPP Karangmojo, Polsek, Koramil, Perangkat Kecamatan Karangmojo, Perangkat Desa Bejiharjo, Babinsa, Babim Kamtibmas Bejiharjo, pada Senin 23 Juli 2018 kemarin, kelompok tani Sari Bumi dan tokoh masyarakat di padukuhan Gelaran 1, Bejiharjo melakukan gerakan percepatan tanam seluas 42 ha.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunungkidul di sela-sela gerakan tanam padi mengatakan, potensi lahan sawah Gunungkidul mencapai 7.865 hektar. Target luas tambah tanam periode April – September 2018 sebesar 1.765 hektar, sementara capaian LTT pada Bulan Juli sampai saat ini kurang lebih baru mencapai 40 persen.
Baca juga: Ketua Poktan Mekar Tani Bogor bersemangat sambut varietas unggul Balitbangtan
Ia dan kepala BPTP Yogyakarta berharap target luas tambah tanam padi di bulan Juli akan terpenuhi bahkan mampu melebihi target sekitar 150%. Pencapaian produksi tanaman padi tahun 2017 sebesar 293.380 ton gabah kering giling, selanjutnya untuk 2018 angka ramalan produksi 301.926 ton gabah kering giling.
Jika dibanding produksi padi tahun lalu dengan tahun ini terdapat surplus.
Kerja bersama dan sinergi antar instansi pemerintah, baik pusat dengan daerah, maupun antar instansi pemerintah di daerah, bersama-sama dengan petani, BPTP Yogyakarta bersama Dinas Pertanian berupaya menyisir lokasi yang memiliki potensi air untuk dilakukan percepatan tanam dengan memanfaatkan fasilitas dam parit yang telah dibangun maupun pompa.
Pada musim kemarau (MT III) ketersediaan air cenderung menurun, mumpung saat ini air masih tersedia air maka dilakukan percepatan tanam padi agar tanaman pada MT III terhindar dari kekuarangan air. Harapannya di MT III para petani mendapatkan hasil panen padi yang bagus.
Baca juga: BPTP Balitbangtan Bengkulu unjuk inovasi teknologi di PEDA KTNA XVI
Karena pada kondisi ini, sinar Matahari penuh sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung dengan baik sehingga diperoleh hasil padi yang tinggi.
Kepala BPTP Yogyakarta optimistis pada tingginya produktivitas padi yang ditanam saat ini, karena petani di sini telah mengadopsi teknologi yang dihilirkan oleh Badan Litbang Pertanian, antara lain penanaman varietas unggul padi antara lain Inpari 7 dan Inpari 24 selain Ciherang dan IR 64, selanjutnya petani juga telah menerapkan teknologi penggunaan pupuk organic serta teknologi tanam jajar legowo 4:1 maupun jajar legowo 2:1 yang telah dihilirkan oleh BPTP Yogyakarta sejak 2011.
Dengan penerapan teknologi budidaya padi yang baik tersebut, diharapkan produktivitas padi mencapai lebih dari produktivitas yang lalu yaitu MH 1 2018 sebanyak 7,925 ton per hektar dan MH 2 sebanyak 7,786 ton per hektar, ungkap Supardi Ketua Kelompok Sari Bumi saat memberikan laporan kegiatan kelompok taninya.
Baca juga: Pupuk biosilika dari sekam dongkrak produksi padi di lahan pasang surut
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018